Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Thales



Thales
(624 SM – 550 SM)



Riwayat

Perintis matematika dan filsafat Yunani adalah Thales. Lahir dan meninggal di kota kecil Miletus yang terletak di pantai barat Asia Kecil, sebuah kota yang menjadi pusat perdagangan pada masa itu. Kapal-kapal pedagang dengan mudah berlayar ke Nil di Mesir, sedangkan karavan melakukan perjalanan lewat darat menuju kota di Babylon. Penduduk Militus suka melakukan kontak dagang dengan kota-kota di Yunani dan warga Phoenisia. Di kota ini juga merupakan tempat pertemuan [dunia] Timur dan Barat, dan tempat lahirnya Thales.

 

 

Awalnya, Thales adalah seorang pedagang, profesi yang membuatnya sering melakukan perjalanan. Dalam suatu kesempatan berdagang ke Mesir dan Babilonia (pada maka pemerintahan Nebukadnesar), dalam waktu senggangnya, Thales mempelajari astronomi dan geometri. Hal ini dipicu ketertarikannya bahwa dengan menggunakan ‘alat-alat’ tersebut, mereka dapat memprediksi gerhana matahari setiap tahunnya.


Theorema Thales
Thales mengemukakan proposisi yang dikenal dengan theorema Thales, yaitu:
  1. Lingkaran dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut dengan diameter.
  2. Besarnya sudut-sudut alas segitiga sama kaki adalah sama besar.
  3. Sudut-sudut vertikal yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lurus menyilang, sama besarnya.
  4. Apabila sepasang sisinya, sepasang sudut yang terletak pada sisi itu dan sepasang sudut yang terletak dihadapan sisi itu sama besarnya, maka kedua segitiga itu dikatakan sama sebangun.
  5. Segitiga dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan untuk mengukur jarak kapal.








Tidak ada catatan lebih jauh tentang prestasi Thales yang dapat disimak karena tidak ada bukti-bukti akurat. Bukti dicoba dicari lewat catatan dari para muridnya seperti: Aristoteles dan Eudemus dari Rhodes (± 320 SM), dengan selang waktu yang cukup lama. Dari catatan Eudemus disebutkan bahwa Thales adalah orang yang “mengubah geometri menjadi bentuk formal yang dapat dipelajari oleh semua orang” oleh karena mendasarkan diri pada prinsip-prinsip dan melakukan investigasi terhadap theorema-theorema dengan sudut pandang seorang intelektual. Thales berbicara tentang garis, lingkaran dan bentuk-bentuk lainnya dengan cara membayangkan (abstrak). Garis bukan hanya sesuatu yang dapat digurat dan dilihat di atas pasir, tapi merupakan obyek yang terpeta pada imajinasi kita. Artinya secara abstrak bahwa suatu garis lurus atau lingkaran bulat berada dalam mental kita.


Matematikawan serba bisa
Aktivitas Thales lebih dikenal – dari berbagai sumber terpisah, sebagai matematikawan terapan. Mengukur tinggi piramida dengan cara mengukur tinggi bayangan dengan menggunakan tongkat, memprediksi gerhana matahari, menentukan satu tahun adalah 360 hari (sudah dikenal lama oleh bangsa Mesir) maupun menentukan jarak kapal di laut dengan cara proporsi/memadankan bentuk segitiga adalah catatan “kehebatan” Thales. Gerhana matahari disebutkannya  akan terjadi pada tanggal 28 Mei atau 30 September pada tahun 609 SM. Catatan yang ada menyebutkan bahwa gerhana matahari terjadi setiap kurun waktu 18 tahun 11 hari. Ketepatan prediksi Thales ini membuat namanya sangat terkenal dan diabadikan sebagai salah satu dari tujuh orang bijak (sage) yang terdapat pada hikayat Yunani
Naluri pedagang yang ada pada dirinya, dimana diketahui Thales memeras buah zaitun (olive) untuk dijadikan minyak ketika panen zaitun melimpah dan akhirnya memberinya  keuntungan berlimpah, menjadi pedagang garam sama seperti komentar tentang dirinya sebagai pengamat bintang-bintang, penentang hidup selibat bahkan sebagai negarawan yang memunyai visi jauh ke depan. Tulisan Thales dalam bidang astronomi lebih dikenal daripada karyanya dalam bidang geometri.
Ketenaran ini membuat dirinya memunyai banyak murid. Anaximander, Anaximenes, Mamercus dan Mandryatus adalah nama-nama dari beberapa muridnya, namun yang sangat terkenal adalah nama yang disebutkan pertama. Anaximander (611 SM – 545 SM) yang sukses menggantikan posisi Thales di Miletus. 


Sebuah kisah

Thales hidup dalam masa kerajaan-kerajaan kecil yang mengobarkan perang untuk memperluas wilayahnya. Keahlian Thales dalam bidang rekayasa diuji pada masa perang ini. Raja Croesus, yang mengagumi Thales, ingin menyerang negara tetangganya dan para prajurit harus menyeberangi sungai Halys. Kerajaan Croesus, saat ini, diperkirakan berada di Mesopotamia atau Mesir.
Belum ada jembatan ponton pada masa itu dan tidak ada waktu membangun jembatan permanen. Croesus menyuruh Thales sebagai seorang filsuf sekaligus matematikawan untuk memecahkan problem ini. Di bawah pengarahan Thales dibuatlah kanal guna mengalihkan aliran sungai untuk sementara waktu. Begitu para prajurit menyeberang sungai dan sukses merebut negara tetangga, kanal kembali ditutup dan aliran sungai kembali seperti semula.
Di dalam perang tidak ada yang menang selamanya. Raja Cyrus dari Persia akhirnya dapat menangkap dan menawan penerus kerajaan Croesus, Lydia, dalam suatu pertempuran. Bagaimana akhir atau keruntuhan kerajaan itu sendiri tidak pernah diketahui?


Sebuah Anekdot
Olimpiade yang akan berlangsung di Beijing tahun 2008, mulai diselenggarakan pada tahun 776 SM, dimana pada masa itu sastra Yunani sedang berkembang pesat. Homer dan Hesoid, seperti diketahui, berkarya pada masa-masa ini.
Ada kisah menarik bahwa dalam suatu malam Thales rupanya terlalu asyik memandangi bintang-bintang di langit sambil berjalan kaki. Tidak disadarinya bahwa di depannya terdapat parit, Thales jatuh dan masuk ke dalam parit. Seorang nenek yang melihat peristiwa itu berkata, “Bagaimana kamu dapat menjelaskan apa yang terdapat di langit, sedangkan parit yang ada didepanmu saja tidak terlihat?”


Posting Komentar untuk "Thales"