Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivistik dan Teori Kognitif
Mengingat pengetahuan mengenai berbagai mata pelajaran cenderung secara berurut dan hierarki,apa yang telah diketahui siswa dan sejauh mana siswa mengetahuinya jelas mempengaruhi kesiapan siswa dalam mempelajari hal-hal yang baru. Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik dan tidak bisa disangkal bahwa dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak factor. Penerapan teori belajar yang mendukung dapat mengarahkan kepada siswa agar dapat menciptakan interaksi yang diinginkan.
Ada banyak macam teori dalam belajar, salah satunya adalah teori kognitif. Setiap orang memiliki cara-cara sendiri yang disukainya dalam menyusun apa yang dilihat, diingat, dan dipikirkannya. Perbedaan-perbedaan antar pribadi yang menetap dalam cara menyusun dan mengolah informasi serta pengalaman-pengalaman ini dikenal sebagai gaya kognitif. Gaya kognitif merupakan variable penting yang mempengaruhi pilihan-pilihan siswa dalam bidang akademik, kelanjutan perkembangan akademik, bagaimana siswa belajar serta bagaimana siswa dan guru berinteraksi di dalam kelas. Setiap siswa memiliki perbedaan dalam tingkat kecakapan memecahkan masalah, taraf kecerdasan, atau kemampuan berfikir kreatif, siswa juga dapat berbeda dalam cara memperoleh, menyimpan, serta menerapkan pengetahuan. Mereka dapat berbeda dalam situasi belajar, dalam cara menerima, mengorganisasi dan menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka, dalam cara mereka merespon terhadap metode pengajaran tertentu.
Gaya kognitif dapat dikonsepsikan sebagai sikap, pilihan atau strategi yang secara stabil menentukan cara-cara seseorang yang khas dalam menerima, mengingat, berpikir dan memecahkan masalah. Pengaruhnya meliputi hampir semua kegiatan manusiawi yang bertalian dengan pengertian, termasuk fungsi social dan fungsi antar manusia.
Gaya kognitif mempengaruhi prestasi siswa dalam bidang mata pelajaran-mata pelajaran tertentu serta profesi yang telah dipilihnya (Stein, 1968, 1971; et. al.). Tampak pula hubungan yang jelas antara gaya kognitif dan pilihan serta prestasi di dalam bidang tertentu.
Gaya kognitif juga mempengaruhi bagaimana siswa belajar. Jumlah pengetahuan siswa yang diperoleh melalui berbagai metode pengajaran yang berbeda banyak dipengaruhi oleh gaya kognitif siswa yang bersangkutan.
Teori- teori belajar yang berbasis kognitivisme ialah sebagai berikut:
Hasil studi yang dilakukan menunjukkan:
Pertama, peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna,
Kedua, pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna,
Ketiga, mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima.
Dalam upaya implementasi teori belajar konstruktivisme, Tytler (1996) mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran, antara lain:
Kekurangan teori ini mungkin adalah kurangmya peran seorang guru sebagai pendidik masih kurang mendukung.
Kesimpulan:
Kedua teori ini cocok untuk digunakan sebagai pembelajaran karena pada kedua teori ini siswa dilibatkan secara langsung sehingga siswa dapat lebih memahami serta mendalami apa yang diberikan oleh pendidik. Selain itu pada teori ini siswa bisa mengekspresikan kreatifitasnya secara bebas.
image: revolsirait.com |
PEMBAHASAN
Teori kognitif
Belajar ialah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Ada banyak macam teori dalam belajar, salah satunya adalah teori kognitif. Setiap orang memiliki cara-cara sendiri yang disukainya dalam menyusun apa yang dilihat, diingat, dan dipikirkannya. Perbedaan-perbedaan antar pribadi yang menetap dalam cara menyusun dan mengolah informasi serta pengalaman-pengalaman ini dikenal sebagai gaya kognitif. Gaya kognitif merupakan variable penting yang mempengaruhi pilihan-pilihan siswa dalam bidang akademik, kelanjutan perkembangan akademik, bagaimana siswa belajar serta bagaimana siswa dan guru berinteraksi di dalam kelas. Setiap siswa memiliki perbedaan dalam tingkat kecakapan memecahkan masalah, taraf kecerdasan, atau kemampuan berfikir kreatif, siswa juga dapat berbeda dalam cara memperoleh, menyimpan, serta menerapkan pengetahuan. Mereka dapat berbeda dalam situasi belajar, dalam cara menerima, mengorganisasi dan menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka, dalam cara mereka merespon terhadap metode pengajaran tertentu.
Gaya kognitif dapat dikonsepsikan sebagai sikap, pilihan atau strategi yang secara stabil menentukan cara-cara seseorang yang khas dalam menerima, mengingat, berpikir dan memecahkan masalah. Pengaruhnya meliputi hampir semua kegiatan manusiawi yang bertalian dengan pengertian, termasuk fungsi social dan fungsi antar manusia.
Gaya kognitif mempengaruhi prestasi siswa dalam bidang mata pelajaran-mata pelajaran tertentu serta profesi yang telah dipilihnya (Stein, 1968, 1971; et. al.). Tampak pula hubungan yang jelas antara gaya kognitif dan pilihan serta prestasi di dalam bidang tertentu.
Gaya kognitif juga mempengaruhi bagaimana siswa belajar. Jumlah pengetahuan siswa yang diperoleh melalui berbagai metode pengajaran yang berbeda banyak dipengaruhi oleh gaya kognitif siswa yang bersangkutan.
Teori- teori belajar yang berbasis kognitivisme ialah sebagai berikut:
- Teori kognitif gestalt
- Belajar berdasarkan keseluruhan
- Belajar adalah suatu proses perkembangan
- Siswa sebagai organisme keseluruhan
- Terjadi transfer
- Belajar adalah reorganisasi pengalaman
- Belajar harus dengan insight
- Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan siswa
- Belajar berlangsung terus menerus.
- Teori kognitif Kurt Lewin
- Teori kognitif R. Gagne
- Ketrampilan motoris
- Informasi verbal
- Kemampuan intelektual
- Strategi kognitif sikap
Hasil studi yang dilakukan menunjukkan:
- Tingkah laku guru:
- Guru dengan FD (field dependent), menunjukkan pengajaran dan belajar lebih baik melalui diskusi-diskusi kelas. Dalam pendekatan diskusi, tidak hanya interaksi sosial yang ditekankan tetapi juga memberikan siswa lebih banyak peran di dalam mengatur situasi kelas;
- Guru dengan FDP (field independent), di dalam memperkenalkan topik-topik serta mengikuti jawaban-jawaban siswa cenderung untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terarah;
- Guru dengan FDP dalam melakukan kontak dengan siswa lebih banyak menggunakan teknik-teknik pertanyaan langsung kepada siswa, lebih kritis terhadap jawaban-jawaban siswa dibandingkan mereka yang FD.
- Tingkah laku siswa:
- Siswa dengan FDP cenderung bekerja secara independent;
- Gaya kognitif siswa mempengaruhi belajar tergantung pula dengan pada penguatan yang diberikan oleh guru. Siswa-siswa FD, di dalam memberikan jawaban-jawabannya banyak tergantung pada pujian yang diberikan oleh guru. Melalui interaksi dengan siswa FD, guru memiliki banyak kesempatan untuk mempengaruhi (secara kuat) belajar dan tingkah laku siswa;
- Umpan balik yang diberikan di dalam kelas oleh guru lebih banyak diterima oleh siswa FDP, kecuali dalam hubungan-hubungan yang bersifat pribadi, siswa dengan FD menerima lebih banyak umpan balik dibandingkan siswa FDP.
- Teori ini sangat cocok di gunakan untuk materi yang membutuhkan pemahaman dan untuk memecahkan suatu permasalahan yang sangat rumit serta siswa dapat lebih kreatif.
- Memudahkan kita dalam memilih materi sesuai perkembangan atau usia seorang individu.
- Teori ini sulit untuk di praktikkan atau di aplikasikan.
- Ada sebagian prinsip yang pemahamannya masih belum selesai.
- Teori konstruktivisme piaget
Pertama, peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna,
Kedua, pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna,
Ketiga, mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima.
Dalam upaya implementasi teori belajar konstruktivisme, Tytler (1996) mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran, antara lain:
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dalam bahasanya sendiri
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru
- Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka
- Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
- Siswa mampu mengembangkan ide-ide atau kreatifitasnya karena diberikan kebebasan.
- Siswa mampu berfikir, faham, serta ingat karena siswa terlibat secara langsung serta dapat mengaplikasikannya dalam segala situasi.
Kekurangan teori ini mungkin adalah kurangmya peran seorang guru sebagai pendidik masih kurang mendukung.
Kesimpulan:
Kedua teori ini cocok untuk digunakan sebagai pembelajaran karena pada kedua teori ini siswa dilibatkan secara langsung sehingga siswa dapat lebih memahami serta mendalami apa yang diberikan oleh pendidik. Selain itu pada teori ini siswa bisa mengekspresikan kreatifitasnya secara bebas.
Posting Komentar untuk "Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivistik dan Teori Kognitif"