Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Taksonomi Pembelajaran

Demi tercapainya tujuan pembelajaran dan juga agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, maka seorang guru atau pendidik dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan rencana dan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Sehingga akan mempermudah peserta didik untuk bisa menerima dan mengikuti pembelajaran dengan baik dan tujuan pembelajaran bisa dicapai.

PENGERTIAN TAKSONOMI PEMBELAJARAN

Taksonomi berasal dari bahasa yunani tassein yang berarti untuk mengklasifikasikan dan nomos yang berarti aturan. Dapat dikatakan bahwa taksonomi adalah klasifikasi berhirarki atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak maupun diam, tempat, kejadian-kejadian dan kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.

TAKSONOMI KI HAJAR DEWANTARA (CIPTA-RASA-KARSA)

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan harus di titik beratkan pada jati diri manusia sendiri dan penilaian keberhasilan terhadap pendidikannya bukan dari konsep atau hasil yang telah dicapai, tetapi keberhasilan pengembangan jati diri adalah sampai di mana dia berhasil menguasai hasil jerih payahnya dan bukan hasil jerih payahnya yang menguasai manusia itu sendiri. Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian. Dalam kehidupannya, semua manusia tidak bisa terlepas dari 3 hal yaitu cipta (kognitif), rasa (afektif) dan karsa (psikomotor). Cipta adalah kesadaran manusia untuk menyadari adanya hidup itu sendiri. Rasa adalah mediator atau sarana kita mengenal Sang Maha Kekal atau yang selalu ada tidak berawal dan berakhir. Karena adanya rasa, timbulah keinginan apa yang disebut dalam bahasa jawa yaitu karsa. Maksud karsa adalah dalam bentuk keinginan yang diaplikasikan. Secara fisik, kita bisa menempatkan unsur-unsur tersebut dalam tubuh manusia. Untuk cipta berada di kepala manusia, rasa di dada manusia, dan karsa terletak di perut manusia.

TAKSONOMI BLOOM

Konsep taksonomi ini dikembangkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956, beliau adalah seorang psikolog bidang pendidikan. Taksonomi bloom membagi tujuan pendidikan kedalam 3 ranah atau kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Ranah Kognitif

Ranah kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan kemampuan berpikir. Ada 6 tingkatan dalam ranah kognitif:
1) Pengetahuan
Merupakan kemampuan seseorang untuk menghafal, mengingat atau mengulang kembalai pengetahuan yang pernah diterima sebelumnya.
2) Pemahaman
Merupakan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterima sebelumnya.
3) Penerapan
Merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan untuk memecahkan berbagai masalah yang ada di kehidupan sehari-hari.
4) Analisis
Merupakan kemampuan menjabarkan atau menguraikan suatu konsep menjadi bagian-bagian yang lebih rinci, memilah-milih, merinci, dan mengaitkan hasil rinciannya.
5) Sintetis
Merupakan kemampuan menyatukan bagian-bagian secara terintegrasi menjadi suatu bentuk tertentu yang semula belum ada.
6) Evaluasi
Diartikan kemampuan membuat penilaian tentang nilai (value) untuk maksud tertentu.

Ranah Afektif

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Ada 5 tingkatan dalam ranah afektif:
1) Penerimaan
Kemampuan untuk menunjukkan perhatian dan penghargaan terhadap pendapat orang lain.
2) Responsif
Kemampuan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera mengambil tindakan dalam suatu kejadian.
3) Nilai diri
Kemampuan menunjukkan nilai yang dianut untuk membedakan mana yang baik dan yang tidak terhadap suatu kejadian, dan nilai tersebut diekspresikan
dalam perilaku.
4) Organisasi
Kemampuan membentuk sistem nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai dan budaya di lingkungan.
5) Karakterisasi
Kemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan sosialnya.

Ranah Psikomotor

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
1) Persepsi
Kemampuan menggunakan saraf sensori dalam menginterpretasikannya dalam memperkirakan sesuatu.
2) Kesiapan
Kemampuan untuk mempersiapkan diri baik mental, fisik,maupun emosi dalam menghadapi sesuatu.
3) Reaksi yang Diarahkan
Kemampuan untuk memulai ketrampilan yang kompleks dengan bantuan / bimbingan dengan meniru dan uji coba.
4) Reaksi Natural (Mekanisme)
Kemampuan untuk melakukan kegiatan pada tingkat ketrampilan pada tahap yang lebih sulit.
5) Reaksi yang Kompleks
Kemampuan untuk melakukan kemahirannya dalam melakukan sesuatu, dimana hal ini terlihat dari kecepatan, ketepatan, efsiensi dan efektivitasnya.
6) Adaptasi
Kemampuan untuk mengembangkan keahlian sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan.
7) Kreativitas
Kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai dengan kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah dengan mengeksplorasi kreativitas diri.
Image: bobogrid

REVISI TAKSONOMI BLOOM

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Perubahan-perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Pada level 1, knowledge (pengetahuan)diubah menjadi remembering (mengingat).
  • Pada level 2,comprehension (pemahaman)dipertegas menjadi understanding (memahami).
  • Pada level 3, application (aplikasi) diubahmenjadi applying (menerapkan).
  • Pada level 4, analysis (analisis) menjadi analyzing (menganalisis).
  • Pada level 5, synthesis (sintetis) dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).
  • Pada level 6, Evaluation (evaluasi)turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan evaluating (menilai).
PENUTUP
Pada dasarnya, taksonomi adalah pengelompokan atau klasifikasi terhadap berbagai hal. Semua hal yang bergerak maupun diam dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan. Taksonomi pembelajaran digunakan untuk memudahkan pendidik maupun peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
____________
*) Febryan Chistya Novianes Amanda, penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris kelas A. Makalah disusun guna memenuhi sebagian tugas individu pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran tahun akademik 2013/2014 dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.

Posting Komentar untuk "Taksonomi Pembelajaran"