Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Copernicus



Pencetus Ide Bumi Mengelilingi Matahari (Heliosentris)

Nicolaus Copernicus
(1473  – 1543)

Copernicus

 


Masa kecil

Nicolaus Koppernigk tinggal di Krakow sebelum pindah ke Torun (masuk wilayah Polandia) guna merintis usaha berdagang tembaga. Tertarik dalam bidang politik sehingga dia diangkat menjadi tetua di daerah Torun. Nicolaus menyunting Barbara Watzenrode, anak seorang keluarga terpandang di Torun pada kisaran tahun 1463. Mereka tinggal di jalan utama kota Torun, dan memunyai perkebunan anggur di luar kota sebagai tempat liburan selama musim panas.

 

 

Mereka memunyai 4 orang anak, dua lelaki dan dua perempuan. Nicolaus (sama dengan nama ayahnya) Copernicus adalah anak bungsu dari pasangan ini. Nama asli Nicolaus Copernicus adalah Mikolaj Kopernik atau Nicolaus Kopernigk, namun lebih dikenal dengan nama Nicolaus Copernicus (untuk selanjutnya disebut dengan Copernicus).

Ketika Copernicus berumur 10 tahun, ayahnya meninggal. Pamannya, Lucas Watzenrode, yang menjadi biarawan di Katedral Frauenburg menjadi pelindung Barbara bersama empat anak. Pada masa itu Copernicus bersama kakaknya, Andreas, tetap tinggal di Torun, untuk meneruskan sekolah. Baru pada tahun 1488, Copernicus dikirim oleh pamannya ke sekolah Katheral Wloclawek dimana di sini diajar pendidikan dasar humanis. Setelah tiga tahun sekolah di Wloclawek, Copernicus diterima di universitas Krakow. Pada saat ini Lucas Watzenrode diangkat menjadi Uskup di Ermland dan berencana agar semua keponakannya meneruskan karir di lingkungan gereja. Tahun 1491, Andreas dan Copernicus tercatat sebagai mahasiswa matrikulasi.


Buku utama Copernicus
Bahasa Latin, matematika, astronomi, geografi dan filsafat adalah pelajaran yang diperoleh oleh Copernicus pada masa ini kelak mempengaruhi jalan hidupnya. Belajar astronomi dengan membaca buku karya [Johannes de] Sacrobosco berjudul Tractatus de Sphaera (1220). Rupanya Copernicus belajar dari buku sangat kuno ini. Astronomi, pada buku itu, masih mengacu pada pandangan Aristoteles dan  Ptolemy tentang alam semesta, dimana para mahasiswa dituntut untuk memahami kalender, menghitung hari-hari besar (suci) dan untuk keperluan praktis seperti berlayar di laut.
Astronomi pada masa itu mirip dengan astrologi yang dikenal sekarang yaitu mengajarkan bagaimana mahasiswa menghitung horoskop orang dengan mengetahui dengan tepat tanggal kelahiran (termasuk jam lahir). 
Semasa menjadi mahasiswa ini Copernicus membeli buku Elementsyang sudah dialihbahasakan ke dalam bahasa Latin di Venesia (1482) dan salinan Tabel-tabel Alfonsine (Alfonsine Tables) yang berisikan teori planet dan gerhana terbitan Venesia (1492) serta buku karya Regiomontanus tentang Tabel-tabel Arah (Tables of Directions) yang berisi karya astronomi dalam bentuk silinder (spherical astronomy) yang diterbitkan di Augsburg pada tahun 1490. Saat mulai kuliah di Krakow ini, nama Kopernik atau Koppernigk diganti dengan nama Latin Copernicus.
Setelah selama empat tahun belajar di Krakow, Copernicus pulang ke Torun, tanpa gelar apa-apa seperti mahasiswa lainnya. Pamannya menghendaki agar Copernicus berkarir di gereja yaitu profesi bagi orang yang senang dengan kegiatan belajar.


Berangkat ke Italia

Fasilitas belajar lagi diambil oleh Copernicus yang memenuhi kualifikasi dengan memilih belajar di Universitas Bologna dengan bidang studi hukum kanon *). Masuk kuliah pada tahun 1496, dan belajar selama 3 tahun. Sebagai orang yang dengan bahasa Jerman sebagai bahasa ibu, Copernicus bergabung bersama para mahasiswa asal Jerman lainnya. Saat di Bologna, pamannya mencatatkan nama Copernicus sebagai kandidat kanon **) di kathedral Frauenburg.
Di universitas Bologna, Copernicus belajar bahasa Yunani, matematika dan astronomi sebagai bahan pelajaran tambahan hukum kanon. Copernicus indekost di rumah seorang profesor astronomi, Domenico Maria de Novara, dimana mereka berdua bersama-sama melakukan penelitian dan mengangkat  Copernicus menjadi asisten observasi. Tahun 1497, Copernicus melihat, untuk pertama kalinya, gerhana bulan.
Tahun 1500, Copernicus mengunjungi Roma, dimana pada saat itu dilangsungkan perayaan besar (jubile), sebelum akhirnya tinggal di sana sambil mengajar matematika dan astronomi. Akhir tahun 1500, kembali dia melihat gerhana bulan. Hampir setahun di Roma, Copernicus pulang ke Frauenburg dan ditetapkan menjadi kanon **) pada keuskupan Ermland. Studi hukum Kanon belum diselesaikan oleh Copernicus sehingga dia memohon kepada pamannya agar mengijinkan dirinya kembali ke Italia untuk menyelesaikan sekaligus belajar ilmu pengobatan. Dikatakan dengan menguasai ilmu pengobatan dia akan menjadi uskup terkenal. Janji ini membuat Copernicus mendapatkan bea siswa kembali. Belajar pengobatan bukan di Bologna, tetapi pindah ke Padua,  dan Copernicus berangkat kembali menuju Italia. Alasan sebenarnya, yang disembunyikan, adalah Copernicus ingin meneruskan studi di bidang astronomi.


Membelot

Padua terkenal sebagai universitas terbaik bagi ilmu pengobatan dan Copernicus kembali kuliah astronomi dan astrologi karena ilmu yang kedua ini dikatakan ada kaitannya dengan kesehatan. Tahun 1503, lulus bidang hukum kanon, namun bukannya pulang tapi pergi ke universitas Ferrara. Beberapa bulan di sana sebelum kembali ke Padua untuk kuliah ilmu pengobatan lagi. Kembali ke negaranya, jabatan menjadi kanon **) di Ermland Frauenburg dipegangnya dan mengabdi kepada Uskup Ermland, Lucas Watzenrode, dengan tugas-tugas melakukan pengobatan yang sangat sibuk sehingga dibantu oleh sekretaris pribadi dan penasihat. Lima tahun mengemban tugas ini dan Copernicus tinggal di kastil Heilsberg, daerah kekuasaan Bishop Ermland, beberapa mil dari Frauenburg.
Tahun 1509, Copernicus mengalihbahasakan puisi kuno, dari bahasa Yunani, ke dalam bahasa Latin. Sewaktu melakukan kunjungan bersama pamannya ke Krakow, naskah itu diserahkan kepada temannya untuk diterbitkan. Lucas Watzenrode meninggal pada tahun 1512 dan Copernicus diangkat menjadi kanon di Ermland Frauenburg. Sekarang, begitu menduduki posisi itu, Copernicus memunyai banyak waktu untuk belajar astronomi, memunyai ruangan observatorium, dan tinggal di salah satu menara di benteng kota.


Mencetuskan tujuh aksioma

Tahun 1914, Copernicus membagikan catatan kecil berisi tulisan tangannya kepada beberapa teman dekatnya. Buku ini, lebih dikenal, dengan nama  Komentar Kecil (Little Commentary), berisi teori Copernicus tentang alam semesta dengan matahari sebagai pusatnya. Isinya menarik karena terdapat tujuh aksioma, namun bukan aksioma yang harus membuktikan diri sendiri (self evident), namun sudah merupakan kesimpulan.

Ketujuh aksioma itu adalah:
  1. Tidak ada satupun pusat pada alam semesta.
  2. Bumi bukanlah pusat dari alam semesta.
  3. Pusat alam semesta adalah berdekatan dengan matahari.
  4. Jarak antara bumi dengan matahari tak terbayangkan dibandingkan dengan jarak bumi  menuju bintang-bintang.
  5. Rotasi dari bumi dihitung dari rotasi harian dari bintang-bintang.
  6. Gerakan memutar tahunan dari matahari disebabkan karena bumi mengitarinya.
  7. Gerakan berlawanan (retrogate) dari planet-planet disebabkan oleh gerakan bumi dari mata seorang pengamat.


Aksioma 2, 4, 5 dan 7 dapat dideduksi dari aksioma 3 dan 6, namun ‘terbatas’-nya aksioma bukan yang dimaksud Copernicus. Aksioma 7, pernah disinggung oleh para ilmuwan sebelumnya, bahwa bumi bergerak. Beberapa menyebut bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, namun tidak ada orang, sebelum Copernicus dengan jelas memberi penjelaskan.  Dalam buku ini, Copernicus  menyatakan bahwa tidak ada peragaan-peragaan matematikal karena semua itu merupakan pekerjaan besar.


Orbit



Titah membuat almanak
Penjelasan susulan akan diberikan kemudian. Pada tahun 1515, Copernicus mulai menulis, kelak menjadi karya besarnya, De Revolutionibus.  Kehidupan tenang di Frauenburg dan tidak banyak tugas lagi, memberi dia banyak waktu melakukan pengamatan, mengembangkan teori-teori tentang alam semesta, dan menulis De Revolutionibus. Ketenaran Copernicus sebagai astronom dikenal sejak Dewan kelima Lutheterian memutuskan untuk memperbaiki almanak, yang memunyai pembagian berdasarkan musim. Titah ini berasal dari Paus dengan meminta pendapat para pakar, dan salah satunya adalah Copernicus. Banyak pakar datang ke Roma untuk memberi usulan kepada Dewan, tapi Copernicus justru menjawab lewat surat. Copernicus merasa bahwa diskusi tentang almanak akan percuma saja karena gerakan-gerakan di langit belum diketahui dengan pasti.
Tahun 1516, Copernicus mendapat tugas untuk mendata distrik Allenstein dan Mehlsack sehingga selama empat tahun Copernicus tinggal di sana sambil tetap mengerjakan tugas-tugas administratif dan, untuk sementara meninggalkan kegiatan observasi. Begitu kembali ke Frauenburg, Copernicus melakukan pertemuan dengan para canon tentang riset membuat almanak.
Masa-masa itu, perang terus berkecamuk. Tempat tinggal Copernicus, benteng  Frauenburg, dibangun untuk maksud menahan serangan. Menjelang akhir tahun 1519, pecahlah perang antara Polandia dengan perwira-perwira Teutonik bersamaan pulangnya Copernicus ke Frauenburg. Guna menjalin perdamaian, Copernicus selaku Uskup Ermland,  dikirim sebagai tim perunding. Benteng Frauenburg akhirnya dapat direbut seteru, meskipun Copernicus tetap dapat melakukan observasi selama masih tinggal di sana. Baru pada tahun 1520, Copernicus pindah ke puri Allenstein guna mengorganisasi serangan balasan. Puri ini tidak dapat dihancurkan, namun jalan damai makin sulit ditempuh kedua belah pihak. Perang akhirnya selesai. Dan atas jasa-jasanya mempertahankan Allenstein, Copernicus diangkat sebagai komisaris Ermland dan mendapat tugas untuk membangun kembali distrik itu yang hancur selama perang. Teman dekatnya, sesama kanon, Tiedermann Giese, ditugaskan untuk membantunya.
Rencana besar pembangunan kembali disampaikan oleh Copernicus bersama usulan perubahan mata uang yang disampaikannya kepada anggota DPR (Diet) Graudenz pada tahun 1522, namun tidak ada keputusan dari DPR setelah terjadi debat panjang. Merasa kecewa, Copernicus pulang ke Frauenburg untuk melakukan observasi lebih mendalam dan memerinci teori heliosentris (matahari sebagai pusat versus geosentris, bumi sebagai pusat). Tidak ada gangguan lagi dalam melakukan observasi namun dirinya terisolasi sehingga tidak ada yang dapat diajak berdiskusi tentang karya astronomikal dan matematikal. Meskipun menjadi kanon, tetapi status Copernicus bukanlah seorang pastor. Hal ini membuat pada awal tahun 1531, uskup memutuskan untuk  tidak memberi gaji apabila Copernicus tidak mau menjadi pastor. Copernicus tetap menolak menjadi pastor.


Kunjungan Rheticus
Karya terobosan Copernicus yang tertuang pada Komentar Kecil (Little Commentary) ternyata bergaung sampai ke Jerman. Seorang profesor matematika dan astronomi muda usia dari universitas Wittenberg bernama Georg Joachim Rheticus mendengar ketenaran Copernicus serta merta tertarik untuk mengenal lebih dalam. Dengan semua uang yang dimilikinya, dia melakukan perjalanan panjang dan sulit. Protestan adalah agama Rheticus. Hal ini ternyata memberi kesulitan karena dia harus memasuki negara yang menganut agama Katholik yang kuat.    
Pada pertengahan tahun 1539, Rheticus dapat bertemu dengan Copernicus di Frauenburg. Menjadi teman sekaligus murid Copernicus dan tinggal di Frauenburg selama dua tahun. September 1539, atas perkenan Copernicus, Rheticus pergi ke Danzig untuk menemui petinggi di sana yang memberi bantuan keuangan guna mencetak karya Copernicus. Judul singkat karya ini, Narratio Prima, berisi uraian dan rincian matematikal yang mendasari aksioma-aksiomanya 15 tahun silam.
Disebutkan oleh Rheticus, bahwa Copernicus melakukan pengamatan dengan alat-alat sederhana yang dibuat sendiri, membuat catatan-catatan sebelum mencoba menghubungkan dengan hipotesis-hipotesis yang dikemukakan oleh para pendahulunya terutama Ptolemy. Tidak jarang Copernicus mencetuskan hipotesis yang harus diuji pula. Pada masa ini pula Copernicus selesai menyusun karya besarnya, De Revolutionibus.


Buku dicetak
Selama dua tahun Rheticus tinggal bersama Copernicus. Pada pertengahan tahun 1541, Rheticus harus pulang dan kembali mengajar di universitas Wittenburg. Kepergian Rheticus ini sambil membawa naskah jadi dan siap cetak dari De Revolutionibus.
Naskah ini diberikan Rheticus kepada Johann Petreius di Nurnberg yang memiliki mesin cetak paling modern pada masa itu.  Tidak ada waktu untuk mengawasi proses cetak membuat Rheticus meminta bantuan Andreas Osiander, seorang theolog yang berpengalaman mengedit teks-teks matematikal.  Osiander menambahkan prakata bahwa isi pada buku ini bukan dimaksudkan untuk mencari kebenaran, namun memberi cara singkat untuk menghitung posisi-posisi benda-benda langit. Maksud baik Osiander (dan Rheticus) adalah agar buku Copernicus ini dibaca dan tidak langsung dicerca. Dalam buku ini disebutkan alasan Copernicus menempatkan matahari sebagai planet yang tidak bergerak.

Sebagai penerang kosmos, matahari, laksana kuil yang sangat indah. Barangkali ada tempat lain yang menjadi pusat, namun matahari sangat layak disebut lampu  alam semesta, dan juga menjadi pengatur semua planet lainnya.





Masa akhir
Kosmologi Copernicus menempatkan matahari - yang tidak bergerak - namun bukan merupakan pusat alam semesta, namun berdekatan dengan pusat itu, selain memberi indikasi bahwa bumi berotasi. Problem yang muncul pada masa ini menganggap bahwa semua orbit planet berbentuk lingkaran. Suatu pandangan yang dicela banyak filsuf dan astronom pada masa itu karena muncul pada pertengahan abad 17.  Semua cercaan, kritik dan tanpa dasar matematika sudah diantisipasi oleh Copernicus (dibuat oleh Rheticus dan Osiander) seperti yang dinyatakan pada kata pengantar buku De Revolutionibus Orbium Coelestium.  Sanggahan memang tidak dapat dijawab oleh Copernicus yang  menerima salinan buku setebal 200 halaman yang ditulis dalam bahasa Latin ini sudah berada di tempat tidur. Tidak lama kemudian Copernicus meninggal karena pendarahan otak sambil meninggalkan banyak hipotesis yang harus dijawab oleh para astronom berikutnya. Jawaban atas alasan-alasan ini kelak diberikan oleh Kepler dan Galileo, sebelum dituntaskan oleh Newton lewat teori gravitasi universal sekitar 150 tahun kemudian.


*) Peraturan atau dogma yang ditetapkan oleh gereja.
**) pastor yang menetap di suatu daerah atau staf Katedral atau jabatan dalam bidang pendidikan yang ada pada agama Katholik. Dalam hal ini Copernicus menjadi staf katedral.



Posting Komentar untuk "Copernicus"