Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Leonardo Da Vinci



Seniman sekaligus ilmuwan

Leonardo da Vinci
(1452  – 1519)


Leonardo da Vinci

 



Masa kecil

Pada masa renaissance, Leonardo da Vinci lahir, di Anchiano, sebuah dusun yang letaknya 3 Km dari Vinci. Sejak abad ke-13 secara turun temurun leluhur Leonardo tinggal di sana. Ibu kandung Leonardo bernama Caterina dan ayahnya bernama Ser Piero seorang notaris ternama, pada saat itu. Pada tahun Leonardo lahir, Ser Piero menikah dengan istri pertamanya, dan meninggalkan Caterina. Barangkali karena Caterina adalah anak seorang petani. Diperkirakan Leonardo tinggal di Anchiano sampai umur 5 tahun sebelum pindah ke Vinci.

 

Kepindahan Leonardo ini lebih dikarenakan oleh permohonan ayah Ser Piero, karena Ser Piero yang tinggal di Florence tidak memunyai anak dan kehidupan Leonardo di Anchiano dapat dikatakan tidak berkembang. Semasa masih di Anchiano, bakat melukis Leonardo sudah tampak.

Menggambar binatang-binatang yang dilihatnya adalah awal orang mengetahui bakat tersebut. Pastor gereja selalu datang ke rumah Caterina sambil membawa kertas sebagai media menggambar bagi Leonardo, sedangkan lukisan yang sudah selesai dibagikan kepada jemaah gereja.
Sampai suatu hari, Pastor tersebut berbicara dengan Catalina tentang masa depan Leonardo dengan menyampaikan berita bahwa demi masa depan Leonardo, sebaiknya Leonardo tinggal di Vinci bersama kakeknya. Bersamaan dengan itu disampaikan pula bahwa kertas-kertas untuk menggambar yang selama ini dibawanya adalah pemberian kakek Leonardo (ayah Ser Piero). Alasan itu membuat Caterina mengalah dan mau melepas kepergian Leonardo yang diantar oleh Pastor.


Kiprah perdana Leonardo

Leonardo kagum dengan kemegahan rumah kakeknya, sebelum mulai belajar dengan mengundang guru-guru privat ke rumah. Bahasa Latin, ilmu pasti dan  seni lukis dipelajari oleh Leonardo. Decak kagum sering ditunjukkan oleh guru privat yang melihat kecerdasan Leonardo. Keinginan untuk menemui ibu kandungnya selalu kandas, karena selalu dihalangi oleh kakeknya. Begitu pula keinginan untuk melihat paras ayah kandungnya. Baru pada usia 14 tahun, Leonardo melihat paras ayah kandungnya, Ser Piero.
Komentar bahwa Leonardo pandai menggambar dan gemar membaca, diuji oleh Ser Piero saat ada seorang petani datang sembari membawa potongan kayu untuk digambar.  Ser Peiro, ingin menguji kecakapan melukis Leonardo, karena selama ini dia hanya mendengar dari mulut orang lain, serta merta menyuruh Leonardo untuk menulis pada potongan kayu tersebut.
Perintah ini tidak segera dikerjakan oleh Leonardo karena masih mencari ide, sebelum akhirnya menggambar Medusa. Agar gambar lebih riil, Leonardo mengumpulkan ular sebelum menggambar, sampai akhirnya gambar itu selesai dan mendapat pujian dari Ser Piero. Mengetahui bakat melukis Leonardo, Ser Piero dengan segera mengirim Leonardo, yang menerima dengan senang hati, untuk belajar melukis di Florence yang sangat terkenal karena sebagai kota pusat seni dan industri serta menjadi pusat perdagangan sutera. Di kota inilah Leonardo berguru pada seniman terkemuka pada masa itu, [Andrea del] Verrochio.


Belajar melukis

Diantara para teman-temannya, Leonardo paling menonjol bakatnya, meskipun relatif muda. Ketika Verrochio harus menyelesaikan sebuah gambar dan diburu  waktu, mengajak Leonardo pergi ke sebuah danau untuk menggambar suasana danau, namun mendadak sakit. Leonardo, dengan membawa sketsanya, diharuskan pulang terlebih dahulu ke Florence dan melanjutkan lukisan tersebut. Kakak-kakak seperguruannya heran mengapa Leonardo pulang sendiri dan langsung melanjutkan lukisan sang guru. Semuanya melecehkan Leonardo bahkan setelah lukisan tersebut diselesaikan, bahkan mereka merusak. Leonardo, dengan rasa penuh tanggung jawab, menggambar lagi – dengan tema yang sama, namun sesuai dengan ide-idenya. Siang malam terus dikerjakan sampai lupa makan, takut tidak dapat diselesaikannya karena tenggat waktu hampir habis sambil menunggu gurunya tiba.
Begitu Verrochio datang langsung bertanya kepada Leonardo, apakah lukisan sudah selesai? Leonardo menjawab bahwa lukisan itu baru saja selesai. Sang guru membuka layar penutup lukisan, dan terkejut sekaligus bangga dengan lukisan Leonardo. Dia terkejut karena lukisan itu bukan merupakan lukisan yang harus diselesaikan oleh Leonardo, dan bangga karena lukisan itu sangat indah. Begitu selubung itu dibuka kakak-kakak seperguruannya juga kaget. Tidak lama kemudian Leonardo lulus dan bekerja pada bangsawan Medici. Selain melukis, Leonardo bermain musik, apabila ada acara-acara khusus sambil merancang alat-alat tertentu. Merasa tidak nyaman di sana, Leonardo pindah ke Milan dan bekerja  pada Lodovico Sforza.

 

Memunyai asisten

Tahun 1482, mulai bekerja pada Lodovico Sforza, penguasa kerajaan Milan. Tugas awal, sebenarnya, hanya sebagai seorang musisi raja, namun kemudian diperintahkan untuk membuat patung perunggu ayah Lodovico. Leonardo menterjemahkan dengan tema penunggang kuda. Seperti biasa, Leonardo, pergi untuk mempelajari karakteristik apa yang akan dilukis, dan dalam kasus ini adalah kuda, sebelum menggambarkan kegagahan penunggangnya.
Leonardo pergi ke padang rumput dan mempelajari gerak-gerik kuda. Dalam kesempatan ini ada anak muda – pelukis tidak terkenal - bernama Francesco Melzi, selalu mengikuti setiap gerak langkah Leonardo. Rupanya sudah lama Melzi mengetahui kebesaran nama Leonardo dan ingin berguru pada Leonardo. Pada awalnya permohonan itu ditolak oleh Leonardo, namun akhirnya Melzi diangkat sebagai asisten karena pekerjaannya selama ini harus dilakukan sendirian.  Tugas membuat patung selesai dan keindahannya mendapat pujian.
Ambisi raja yang besar (1495), ingin membangun gereja termegah di Milan, St. Mary, dengan menyuruh Leonardo melukis. Pada dinding gereja baru ini Leonardo melukis ‘Perjamuan Terakhir.’ Minat Leonardo terus bertambah karena tidak lama kemudian dia mempelajari anatomi tubuh manusia dengan cara melihat mayat. Gambar-gambar anatomi dibuat oleh Leonardo, sebelum memasuki meneliti bidang-bidang lain seperti geografi, matematika dan fisika. Pada masa ini Leonardo bertemu dengan Luca Pacioli karena sama-sama bekerja untuk Lodovico (Baca: Pacioli). Tidak lama kemudian pada tahun 1499, Raja Perancis Louis XII menaklukkan Milan dan Lodovico melarikan diri. Leonardo yang tidak punya tuan lagi bersama Melzi (dan Luca Pacioli) pergi meninggalkan Milan untuk kembali ke Florence. Dalam perjalanan ini, Leonardo menyempatkan diri singgah di desa kelahirannya, namun baru diketahuinya bahwa ibunya, Caterina, sudah meninggal.




Bertemu Michelangelo dan Raphael
Kembali ke Florence, ternyata sudah ada dua pelukis kondang lain yang diundang yaitu Michelangelo (1475-1564) dan Raphael (1483-1520). Patung pahatan Michelangelo diberi judul Daudoleh Pemerintah Daerah ditaruh di dalam ruangan atas permintaan Leonardo. Saat Leonardo mengagumi, mengamati dan membuat sketsa patung Daud, Michelangelo bertanya, “Mengapa Leonardo menyarankan agar patung itu diletakkan di dalam ruangan.” Disebutkan Leonardo bahwa hujan, angin dan matahari akan merusak keindahan, namun Michelangelo tetap bersikeras sehingga akhirnya Pemda memasang patung itu di lapangan terbuka.
Ada keinginan dan walikota Florence untuk mengabadikan karya mereka berdua pada dinding ruang besar untuk kongres. Leonardo dan Michelangelo diundang untuk melukis dinding pada sisi yang berbeda. Leonardo menggambar ‘perang Anghiari’ dan Michaelangelo menggambar ‘perang Cascina’. Selama setahun mereka berdua melukis, namun karya kedua pelukis besar ini tidak dapat dinikmati. Eksperimen Leonardo untuk menciptakan cat yang tidak luntur gagal dan hal ini merusak semua sketsa yang sudah dibuat. Michaelangelo sendiri tidak rampung karena dia dipanggil oleh Paus untuk bekerja di Roma.
Gagal dengan lukisan itu, Leonardo yang masih tinggal di Florence, melukis wajah seorang wanita yang kemudian dikenal dengan Monalisa. Ketika sedang merampungkan gambar, Leonardo kedatangan seorang tamu yang menggagumi lukisan-lukisannya. Sambil melihat Leonardo melukis Lisa, tamu ini membawa sketsa yang diperlihatkan kepada Leonardo untuk meminta penilaian. Leonardo memuji bahwa sketsa itu indah dan memberi semangat dengan berlatih semua akan sempurna. Tamu ini kelak  menjadi pelukis terkenal dengan nama Raphael. Raphael juga ikut melihat lukisan Monalisa yang sudah selesai.


Kembali ke Milan
Milan dikuasai oleh Perancis, dan Raja Louis XII yang memerintah di sana, mengundang Leonardo datang. Raja ini adalah penggagum berat Leonardo, dan Loenardo disuruh untuk memberi hadiah saat Raja berulang tahun. Leonardo bekerja secara sendirian dan tidak ada yang tahu, sampai akhirnya ulang tahun Raja. Hadiah ‘kejutan’ yang diberikan Leonardo adalah robot beruang dimana dari mulutnya, setelah diketuk dahinya, akan keluar bunga anyelir putih - bunga simbol Raja Louis XII.
Meskipun Raja memberikan banyak penghargaan, namun hati Leonardo tidak bahagia karena baginya Milan adalah bagian dari Italia. Kegundahan ini membuat Leonardo bersama asisten abadinya, Melzi, memutuskan untuk pergi ke Roma. Melihat kemegahan gereja St. Peter di Vatikan dan mengagumi ‘Pengadilan Terakhir’ karya besar Michelangelo, sebelum bertemu dengan Raphael yang sudah menjadi pelukis besar.
Dalam perjalanan pulang bersama Melzi, Leonardo melihat burung-burung yang dijual dan berada dalam sangkar. Semua burung dibeli dan semua diterbangkan. Leonardo menggambar burung sebelum dilanjutkan dengan membuat sketsa tentang kemungkinan kendaraan untuk terbang yang memunyai mekanisme seperti halnya sayap burung. Mulailah Leonardo meneliti tentang penerbangan. Rupanya sudah lama tinggal di Roma membuat Leonardo bosan, sebelum akhirnya diputuskan untuk meninggalkan Italia dan menikmati masa tua dengan bermukim di Amboise, Perancis tengah dan bekerja untuk Raja. 


Masa tua Leonardo
Hidup di Perancis memberi kegairahan baru bagi Leonardo. Mampu bekarya dan tetap melukis. Namun begitu memasuki usia 60 tahun, kesehatannya mulai menurun. Tangannya mulai mati rasa bahkan sulit memegang benda apapun, namun masih membuat sketsa-sketsa. Melzi yang selalu setia mengiringi merasa sedih ketika Leonardo menyampaikan pesan bahwa dirinya harus menulis testamen. Leonardo meninggal di Amboise, Perancis pada usia 67 tahun.

Posting Komentar untuk "Leonardo Da Vinci"