Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Francois Viete



Francois Viete
(1540 - 1603)


Viete



 Riwayat

Ayah Viete adalah Etienne Viete, adalah seorang pengacara yang tinggal di Fontenay-le-Comte, sebelah barat Perancis, sekitar 50 km kota di tepi pantai, La Rochelle. Ibu Viete bernama Marguerite Dupont. Viete menuntut ilmu di sekolah di Fontenay-le-Comte, sebelum pindah ke Poitier, sekitar 80 km sebelah timur Fontenay-de-Comte, dan menjadi mahasiswa universitas Poitier. Mengetahui profesi ayahnya, tidaklah mengherankan apabila Viete mengambil jurusan hukum. Setelah lulus pada tahun 1560, Viete menekuni profesi hukum, tapi hanya berlangsung selama empat tahun sebelum memutuskan untuk mengubah karirnya.
 
Tahun 1564, Viete bekerja untuk Antoinette d’Aubeterre. Viete bertugas mengawasi pendidikan anak perempuan majikannya, Catherine – kelak dikenal sebagai Catherine of Parthenay (terletak diantara Fentenay-le-Conte dan Poiters). Ayah Catherine meninggal pada tahun 1566 dan mereka sekeluarga pindah ke La Rochelle termasuk Viete.

 

Pergolakan agama & politik

Pada masa itu terjadi pergolakan politik dan agama di Perancis. Charles IX menjadi raja Perancis tahun 1560 selama dua tahun sebelum pecah perang agama di Perancis pada tahun 1562. Perang antara Katholik Roma dengan Protestan, meskipun akhirnya banyak kelompok-kelompok kecil ikut memanaskan suasana perang. Perang baru berakhir menjelang penggantian abad. Tahun 1570, Viete pergi dari La Rochelle menuju Paris. Meski tidak dipekerjakan sebagai seorang ilmuwan profesional atau matematikawan, Viete ternyata mampu membuat karya di bidang matematika dan astronomi dan diterbitkan di Paris pada tahun 1571. Ketika Viete di Paris, Charles IX memerintahkan pembantaian Huguenot, seiring dengan meningkatnya kelompok Protestan Perancis. Periode tersebut adalah masa-masa sulit bagi Viete, meskipun tidak terlalu aktif sebagai seorang pemeluk Protestan namun dirinya adalah seorang Huguenot. Kisah pembantaian ini akan terus menghantui Viete sepanjang hidupnya. Charles IX mengundang Viete untuk mengepalai wilayah Brittany yang beribukota di Rennes. Viete pindah ke Rennes dan menduduki posisi Consellor, sebelum kembali ke Paris pada tahun 1580. Charles IX sendiripun tidak berumur panjang, meninggal pada tahun 1574 dan digantikan oleh Henry III.  Henry III membuat konsesi dengan Protestan pada tahun 1576 dan Katholik membentuk Persekutuan Kudus untuk meninjau kembali kepentingan-kepentingan pribadi lewat aksi-aksi militer. Viete akhirnya diangkat menjadi anggota parlemen Paris pada tahun 1580.

 

Penggabdian Viete

Viete bukan menjadi matematikawan karena panggilan jiwa. Saat muda, Viete – warga Perancis - belajar hukum sebelum praktek menjadi seorang pengacara. Merangkap jabatan sebagai anggota parlemen Bretagne sebelum diangkat menjadi anggota majelis Raja. Pertama, mengabdi pada raja Henry III dan terus mengabdi pada masa pemerintahan Henry IV. Pada pengabdian kedua ini, Viete mampu memecahkan kode yang dikirim musuh, Spanyol. Matematika hanya dikerjakan apabila ada waktu senggang, namun ternyata banyak memberi sumbangsih pada aritmatika, aljabar, trigonometri dan geometri. Ketertarikan akan matematika makin menjadi-jadi dan mulai mencurahkan segenap waktunya untuk mempelajari matematika. Dalam aritmatika nama Viete akan selalu dikenang karena menetapkan penggunaan angka kelipatan/berbasis sepuluh (desimal), bukannya kelipatan enam, bilangan prima atau bilangan kelipatan enam puluh.  Dalam buku Canon Mathematicus yang terbit pada tahun 1579 dia menyatakan:

Kelipatan enam atau kelipatan enam puluh sudah dipakai sejak lama namun tidak sesuai atau jangan pernah menggunakannya dalam matematika. Bilangan puluhan, ratusan dan ribuan dengan kelipatan yang sama, makin besar atau makin kecil, lebih banyak digunakan dan sangat eksklusif.

Tidak perlu diragukan bahwa sumbangsih terbesar Viete ada pada aljabar. Tidak perlu banyak trik-trik seperti jaman Diophantus (baca: Diophantus), tapi langsung  dan kelak disebut dengan aljabar modern.
Francois Viete adalah seorang pengacara berkewarganegaraan Perancis yang mengabdi pada pemerintahan Henry IV. Viete mengamati bahwa ekspresi Sin ф dalam notasi Sin ф/45° terletak di sebelah kiri. Solusi adalah membuat tabel untuk membantu Viete menemukan 23 solusi dalam bentuk Sin (ф/45° - n.8°), membuang semua akar negatif. Viete mempersingkat cara Cardano menyelesaikan persamaan kuadrat sampai memecahkan problem trigonometri, dimana proses dengan menghilangkan bilangan-bilangan imajiner yang tidak perlu. Solusi Viete ini dapat ditemukan dalam buku teks aljabar tingkat tinggi (higher algebra).

 Matematika Viete

Beberapa karya Viete adalah matematika untuk astronomi, Ad Harmonicon Coeleste. Karya ini tidak pernah diterbitkan tapi merupakan empat manuskrip, satu yang selamat dan ditemukan kembali oleh Libri adalah otobiografinya. Karya ini mencerminkan minat Viete pada teori geometri planet yang mencakup Ptolemy dan Copernicus, meskipun penelitian dilakukan hanya pada teori tanpa melihat realitas fisik. Memang agak mengejutkan apabila lewat cara tersebut, Viete sampai pada kesimpulan bahwa teori Copernicus tidak sahih, secara geometri.
Viete mengenalkan sistem aljabar lewat bukunya In Artem Analyticam Isagoge yang terbit tahun 1591. Judul yang diberikan memberi kesan kerancuan tetapi isinya adalah buku aljabar. Viete tidak menyukai para matematikawan Arab namun lebih mendasarkan diri pada buah pemikiran Cardano dan pada gagasan matematikawn Yunani kuno. Akan tetapi orang justeru terkesima dengan ide-ide matematiknya berasal dari para matematikawan Arab.
Membuat kategori bahwa dalam suatu persamaan, lewat In Artem Analyticam Isagoge, Viete menggunakan huruf-huruf untuk melambangkan kuantitas, baik peubah diketahui maupun peubah tidak diketahui. Huruf vokal mewakili peubah tidak diketahui dan (huruf) konsonan untuk kualitas yang diketahui. 
Sumbangsih utama Viete adalah menyempurnakan teori persamaan (dalam buku In Artem Analyticam Isagoge, 1591), dimana dia merintis menuliskan angka di depan huruf. Menggunakan koefisien angka, notasi – dan + mulai dipakai dan konsep tentang peubah. Membuat konvensi bahwa peubah tidak diketahui dengan lambang huruf vokal dan peubah yang diketahui atau diasumsikan dengan lambang huruf konsonan. Di sini, untuk pertama kalinya, aljabar memunyai batasan-batasan yang jelas tentang parameter dan ide tentang bilangan-bilangan tidak diketahui.

 

Simbol Viete
Tidak perlu diragukan lagi dalam aljabar, notasi yang terus dipakai sampai sekarang adalah karena jasa Viete. Matematika bukan seperti “peribahasa” lagi seperti era Diophantus. Simbol dan singkatan untuk bilangan tidak diketahui, untuk perkalian dan operasi maupun persamaan dibentuk dan ditentukan Viete.  Konvensi yang dicetuskan oleh Viete ini kelak berbuah. Menggunakan huruf vokal guna melambangkan kuantitas pada aljabar, membuat asumsi untuk bilangan tak diketahui dan huruf konsonan unruk bilangan yang diketahui.
Suatu persamaan kuadrat dalam bentuk paling sederhana: BA2 + CA + D = 0, dimana A adalah bilangan tidak diketahui, sedang B, C dan D adalah parameter. Viete yang tidak suka dengan istilah “aljabar” dan mengganti dengan “cosa” atau “kuantitas yang tidak diketahui.” Tipe logika yang biasa digunakan pada aljabar disebut oleh Viete sebagai “seni analitika.”
Viete merintis metode baru penyelesaian persamaan kubik. Dari bentuk x3 + 3ax = b, diperkenalkan bilangan tidak diketahui y yang memunyai kaitan dengan bilangan x (teknik substitusi) lewat persamaan dalam bentuk y3. Viete menyadari bahwa persamaan di atas akan memunyai dua akar (hasil) positif dan negatif.
Dalam trigonometri, Viete membuat pembakuan dan memperluas sudut pandang. Pada Canon Mathematics(1579), Viete membuat tabel untuk 6 fungsi utama (sin, cos, tg, ctg, sec dan cosec) dengan semua sudut-sudutnya, termasuk menitnya – bagian dari derajat.




Posting Komentar untuk "Francois Viete"