Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Christiaan Huygens



Pencipta Teleskop dari Belanda

Christiaan Huygens
(1629 – 1695)


Huygens

 


Masa kecil

Ayah Huygens, Constantijn Huygens (1596 – 1687), adalah seorang pejabat tinggi Belanda, seorang diplomat, suka mempelajari filsafat sekaligus artis. Tidaklah mengherankan apabila rumahnya banyak disinggahi penyair, pelukis dan filsuf terkenal pada jamannya. Rubens, Rembrandt dan Descartes adalah orang-orang yang pernah menjadi tamu di rumah Huygens. Constantjin juga memunyai kontak di Inggris dan selalu berkirim surat dengan Mersenne sekaligus menjadi teman Descartes. Huygen kecil – lahir di Den Haag - tidak pernah mengenyam sekolah formal. Dia belajar di rumah dengan bimbingan guru-guru privat sampai umur 16 tahun. Pada saat ini Huygens mulai belajar geometri, bagaimana membuat model-model mekanikal dan ilmu-ilmu sosial termasuk cara memainkan alat musik lute.

 

Pendidikan matematika jelas sekali dipengaruhi oleh Descartes, yang sering datang ke rumah dan mempertanyakan perkembangan pengetahuan matematika Huygen kecil.
Setelah itu, Huygen belajar hukum dan matematika di Universitas Leiden dari tahun 1645 sampai 1647. Selama di Leiden, dia belajar matematika di bawah bimbingan Van Schooten. Sejak tahun 1647 sampai 1649, dia melanjutkan belajar hukum dan matematika di Akademi Orange (College of Orange) di Breda, Belanda. Beruntunglah dia karena di sini dia berkenalan dengan John Pell, guru matematika jenius. Dengan menggunakan kebesaran nama ayahnya, Huygen mulai melakukan koresponden dengan Mersenne. Tidak lama setelah itu, Mersenne memberi tantangan kepada Huygens untuk menyelesaikan problem-problem bilangan, dimana salah satunya adalah seutas tali dengan ujung diberi bandulan (pendulum). Walaupun Huygens akhirnya gagal menyelesaikan problem itu, namun dia dapat membuat solusi yang mirip dengan problem tersebut yaitu tali diberi bandulan jika digantung dan diayun akan menghasilkan bentuk parabola.


Karya-karya Huygens

Tahun 1649, dalam kapasitasnya sebagai seorang diplomat, dia bertugas ke Denmark.  Dari Denmark, Huygens berharap dapat melanjutkan ke Stockholm untuk menemui Descates namun cuaca tidak mengijinkan sehingga perjalanan diubah menjadi perjalanan mengelilingi Eropa dan singgah di Roma.
Publikasi pertama Huygens pada tahun 1651 dan 1654 tentang problem-problem matematika. Pada 1651 berjudul Cyclometriae menunjukkan metode Saint-Vincent yang salah. Publikasi kedua, tahun 1654 berjudul De Circuli Magnitudine Inventa mengulas topik yang tidak jauh berbeda dengan publikasi pertama. Perbedaannya adalah lewat karya keduanya ini, Huygens membuktikan theorema Snellius dan 13 theorema geometri  Euclidian.
Dalam buku Holorogium Oscillatorium (1673) termaktub upaya Huygens untuk menemukan pengukur waktu yang akurat (dalam kaitan mengukur problem “kuno” mengetahui meridian - lintang dan bujur di lautan) menemukan tidak hanya jam pendulum, tetapi juga evolute dan involute kurva pada suatu bidang datar.
Penemuan ini kemudian dikenal apa yang disebut dengan Prinsip Huygens yaitu prinsip tentang gerakan gelombang laut. Huygens tidak pernah mengetahui bahwa antena stasiun radio yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pendaratan manusia di bulan dihitung dengan menggunakan prinsip di atas. Dalam suatu kesempatan berkunjung ke Paris, Huygens mendengar telah terjadi surat-menyurat antara Fermat dan Pascal tentang teori probabilitas. Tidak ikut- campur tetapi dia berusaha menemukan solusi dengan menuangkannya dalam karya berjudul De Ratiociniis in Ludo Aleae (1657), karya pertama probabilitas didasarkan pada konsep harapan (expectation). Teori probabilitas ini, awalnya memang untuk keperluan berjudi, tetapi kemudian dipakai untuk menghitung besarnya premi asuransi. Karya Huygens ini kemudian diteruskan oleh De Witt dan Halley dengan membuat tabel anuitas (1671, 1693).

 

Menciptakan teleskop

Huygens menjalin hubungan dengan Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723), yang dikenal sebagai penemu mikroskop. Mikrokop, pada masa itu, diciptakan  dengan menghaluskan kaca, bahkan batu kristal dan intan. Huygens juga tertarik mengamati kehidupan mikroba dan obyek kasat mata seperti darah. Dengan bantuan Leeuwenhoek, Huygens membuat lensa untuk teleskop astronomi. Diciptakan reflektor terbesar dengan lebar lima meter. Teori bentuk gelombang cahaya miliknya digunakan untuk menghitung reflaksi diantara lensa-lensa. Dengan teleskop itu pula, Huygens, pada tahun 1655, menemukan cincin planet Saturnus, yang disebut sebagai bulan terbesar yang terdapat dalam sistem matahari.

 

Bertemu Leibniz

Tahun 1672 Huygens bertemu dengan Leibniz di Paris dan sejak itu Leibniz menjadi pengunjung tetap Akademie. Kenyataannya, Leibniz banyak berhutang budi kepada Huygens karena lewat bimbingan Huygens, Leibniz tertarik untuk menekuni matematika. Ketika itu, Huygens menyarankan agar Leibniz membaca buku karya [Blaise] Pascal. Tahun 1674 mengirimi Leibniz salinan makalah tentang diferensial kalkulus yang naskah aslinya dikirim Huygens ke Akademi Sains Perancis.
Pada tahun yang sama, Huygens juga mempelajari karya Newton tentang teleskop dan cahaya. Huygens mengkritik teori cahaya Newton, terutama tentang teori warna. Dalam buku, Holorogium Oscillatorium Sive de Motu Pendulorum,yang terbit tahun 1673 menunjukkan bahwa karyanya jauh dari pengaruh Descartes.
Tahun 1679, Leibniz berdiskusi dengan Huygens tentang geometri “istimewa” yang disebut dengan memunyai karakteristik baru, sangat berbeda dengan aljabar, namun sangat bermanfaat untuk melakukan penghitungan secara tepat dan alamiah sesuai dengan alam pikiran, dan tanpa perlu gambar-gambar, semuanya bergantung pada imajinasi. Kelak disiplin ilmu ini disebut dengan logika simbolik yang akan dikembangkan lebih lanjut oleh [George] Boole dan lazim disebut dengan aljabar Boolean (Boolean algebra).


Pengabdian akhir
Sejak kecil kesehatan Huygens tidaklah begitu prima. Terlalu antusiasme dengan jam pendulum penemuannya, membuat dia menderita sakit berat pada tahun 1679 dan kambuh kembali tahun 1681 ketika dia pulang dari Hague untuk terakhir kalinya. Begitu sembuh, dia kembali getol untuk bekerja karena Ducth East India Company sangat tertarik dengan jam penemuannya yang sedang dikembangkan itu. Ayahnya meninggal pada tahun 1687, pada umur 91 tahun dan setahun kemudian saudaranya pindah ke Inggris. Huygens merasa kehilangan orang-orang yang dapat diajak diskusi dengan topik sains. Merasa kesepian. Tahun 1689, dia menyusul pergi ke Inggris.


Di Inggris, Huygens sempat bertemu dengan Newton, Boyle dan anggota-anggota Royal Society lain (tahun 1663, Huygens diangkat menjadi anggota kehormatan Royal Society). Tidak jelas apa yang dibicarakan oleh Newton dengan Huygens ketika mereka bertemu, tapi yang jelas bahwa Huygens sangat mengagumi Newton. Tidak lama tinggal di Inggris, Huygens kembali ke Den Haag, dengan perasaan sedih karena pemikiran ilmiahnya seakan terisolasi di Belanda. Tahun-tahun terakhirnya dilakukan dengan menyelesaikan “31 nada musik tradisional Belanda” yang dimuat dalam karyanya Lettre Touchant le Cycle Harmonique dan mengerjakan Cosmotheoros– diskusi tentang kehidupan di antariksa - yang diterbitkan  pada tahun 1698. Huygens meninggal tanggal 8 Juni 1695 di Den Haag.

Posting Komentar untuk "Christiaan Huygens"