Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Biografi dan Pemikiran Augustinus (St Augustine)

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Secara harfiyah atau etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan dan kebenaran. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yang merupakan katan majemuk dari Philia dan Sophia.Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Menurut Poedjawijatna filsafat berasal dari kata Arab yang erat hubungannya dengan bahasa Yunani, bahkan asalnya memang dari kata Yunani, yaitu philosophia, yang merupakan bentuk kata majemuk dari philo dan sophia. Philo berarti cinta atau keinginan dan karenanya berusaha untuk mencapai yang diinginkan itu. Sedangkan sophia berarti kebijakan (hikmah) atau kepandaian. Jadi filsafat adalah keinginan yang mendalam untuk mendapatkan kepandaian atau cinta pada kebijakan.
Dalam kehidupan manusia, tidak luput dari campur tangan Tuhan baik kesuksesan maupun kegagalan. Dan meyakini_Nya itu adalah kebenaran.

Dan suatu kebenaran itu adalah abadi.Agustinus adalah tokoh yang patut ditiru. Dia berani mengatakan bahwa kebenaran tentang benar,banyak kebenaran tentang indah,banyak kebenaran tentang baik. Menurutnya, manusia didesak pada adanya kebenaran yang absolut serta abadi. Itulah Tuhan. Kebutuhan pada ukuran absolut tertinggi tatkala ia dihadapkan pada keanekaan objek. Kerelatifan mendesakkan adanya kemutlakan, keanekaan mendesakkan adanya keesaan yang pasti dan keesaan itu adalah Tuhan.

Jadi ,Tuhan itu ditemukan dengan rasa, bukan dengan proses pemikiran. Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Banyak orang tak percaya kembali ke gereja Katolik sementara orang-orang Katolik semakin diperteguh imannya. Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat.

BIOGRAFI Aurelius Agustinus

Aurelius Agustinus, Agustinus Hippo (“Yang tahu banyak”) (lahir 13 November 354 – meninggal 28 Agustus 430 pada umur 75 tahun) adalah seorang santo dan Doktor Gereja yang terkenal menurut Katolik Roma. Ia diakui sebagai salah satu tokoh terpenting dalam perkembangan Kekristenan Barat. Dalam Gereja Ortodoks Timur, yang tidak menerima semua ajarannya, dia biasanya dipanggil “Augustinus Terberkati”. Banyak orang Protestan juga menganggap dia sebagai salah satu sumber pemikiran teologis ajaran Reformasi tentang keselamatan dan anugerah. Martin Luther, tokoh gerakan Reformasi, banyak dipengaruhi oleh Agustinus (Luther dilatih sebagai biarawan Augustinian), dan dalam fokus umum Protestanisme mengikuti Agustinus dalam dosa asal yang menuntun ke penilaian pesimis dari sebab dan aksi manusia terpisah dari Tuhan.

Agustinus merupakan anak tertua dari Santa Monika. Ia dilahirkan pada 354 di Tagaste, sebuah kota di algeria Afrika utara yang merupakan wilayah Romawi saat itu. Ia dibesarkan dan dididik di Karthago, dan dibaptiskan di Italia. Ibunya, Monika, adalah seorang Katolik yang saleh, sementara ayahnya, Patricius seorang kafir, namun Agustinus mengikuti agama Manikean yang kontroversial.
Pada masa mudanya, Agustinus hidup dengan gaya hedonistik untuk sementara waktu. Di Karthago ia menjalin hubungan dengan seorang perempuan muda yang selama lebih dari sepuluh tahun dijadikannya sebagai istri gelapnya, yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki baginya.

Pendidikan dan karier awalnya ditempuhnya dalam filsafat dan retorika,seni persuasi dan bicara di depan publik. Ia mengajar di Tagaste dan Karthago, namun ia ingin pergi ke Roma karena yakin bahwa di sanalah para ahli retorika yang terbaik dan paling cerdas berlatih (belakangan ia menyadari bahwa orang-orang di Roma menolak untuk membiayainya).Pemuda dari desa ini mendapatkan pekerjaan itu dan berangkat ke utara untuk menerima jabatan itu pada akhir tahun 384. Pada usia 30 tahun, Agustinus mendapatkan kedudukan akademik yang paling menonjol di dunia Latin, pada saat ketika kedudukan demikian memberikan akses ke jabatan-jabatan politik.

Monika, ibunya, mendesaknya agar ia menjadi seorang Katolik, namun uskup Milano, Ambrosiuslah, yang mempunyai pengaruh yang paling mendalam terhadap hidupnya. Ambrosius adalah seorang jagoan retorika seperti Agustinus sendiri, namun lebih tua dan lebih berpengalaman. Sebagian karena khotbah-khotbah Ambrosius, dan studi-studinya yang lain, termasuk suatu pertemuan yang mengecewakannya dengan seorang tokoh teologi Manikean, Agustinus beralih dari Manikeanisme. Namun bukannya menjadi Katolik seperti Ambrosius dan Monika, ia malah mengambil pendekatan Neoplatonis kafir terhadap kebenaran, dan mengatakan bahwa selama beberapa waktu ia merasakan bahwa ia benar-benar mengalami kemajuan di dalam pencariannya, meskipun pada akhirnya ia justru menjadi seorang skeptik.

Pada 396 ia diangkat menjadi pendamping uskup di Hippo (pembantu dengan hak untuk menggantikan apabila uskup yang menjabat meninggal dunia),hingga kematiannya pada 430. Ia meninggalkan biaranya, namun tetap menjalani kehidupan biara di kediaman resminya sebagai uskup. Ia meninggalkan sebuah Buku Aturan (bahasa Latin Regula) untuk biaranya yang membuat ia digelari sebagai “santo pelindung dari rohaniwan biasa,” artinya, imam praja yang hidup dengan aturan-aturan biara.

Agustinus meninggal pada 28 Agustus 430, ketika Hippo dikepung oleh bangsa Vandal. Konon ia telah menganjurkan warga kota itu untuk melawan para penyerang, terutama berdasarkan alasan karena bangsa Vandal itu menganut ajaran sesat Arian.




PEMIKIRAN Aurelius Agustinus

Agustinus tetap merupakan seorang figur pusat, baik dalam Kristen maupun dalam sejarah pemikiran Barat. Dalam argumen filsafat dan teologinya, dia banyak dipengaruhi oleh Platonisme dan Neoplatonisme, terutama oleh karya Plotinus, penulis Enneads, kemungkinan melalui perantaraan Porfiri dan Victorinus (seperti dalam argumen Pierre Hadot). Pandangannya yang umumnya positif terhadap pemikiran Neoplatonik ikut menolong “dibaptiskannya” pemikiran Yunani dan masuknya ke dalam tradisi Kristen dan kemudian tradisi intelektual Eropa. Tulisan awalnya yang berpengaruh tentang kehendak manusia, sebuah topik sentral dalam etika, kelak menjadi fokus bagi para filsuf berikutnya seperti Arthur Schopenhauer dan Friedrich Nietzsche.

Berdasarkan argumen Agustinus melawan Pelagius, yang tidak percaya akan dosa asal, Kekristenan Barat telah mengembangkan doktrin tentang dosa asal tersebut. Namun, para teolog Ortodoks Timur, meskipun mereka percaya bahwa semua umat manusia telah dirusakkan oleh dosa asal Adam dan Hawa, berbeda pendapat dengan Agustinus dalam doktrin ini, dan karena itu memandang ajarannya ini sebagai salah satu penyebab perpecahan antara Timur dan Barat.

Meskipun doktrin Agustinus tentang predestinasi ilahi tidak sama sekali dilupakan dalam Gereja Katolik, doktrin ini diungkapkan dengan indah dalam karya Bernard dari Clairvaux, para teolog Reformasi seperti Martin Luther dan Yohanes Calvin akan menengok kembali kepada Agustinus sebagai inspirasi untuk memahami Injil Alkitab. Belakangan, di lingkungan Gereja Katolik tulisan Cornelius Jansen yang banyak sekali dipengaruhi oleh Agustinus, akan membentuk dasar dari gerakan yang disebut sebagai Jansenisme. Beberapa Jansenis bertindak sampai ke skisma dan membentuk gereja mereka sendiri.

Agustinus dikanonisasi oleh pengakuan populer dan dikenal sebagai Doktor Gereja pada 1303 oleh Paus Bonifatius VIII. Hari perayaannya adalah 28 Agustus, hari dimana diperkirakan dia meninggal. Dia dianggap sebagai santo pelindung dari pembuat bir, pencetak, teolog, mata yang bengkak, dan sejumlah kota dan keuskupan.

Bagian belakangan dari karya Agustinus Pengakuan-pengakuan terdiri dari sebuah meditasi yang panjang tentang hakikat waktu. Para teolog Katolik umumnya mengikuti keyakinan Agustinus bahwa Allah hadir di luar waktu dalam “masa kini yang kekal”; bahwa waktu hanya ada di dalam alam ciptaan.

Meditasi Agustinus tentang hakikat waktu terkait erat dengan pertimbangannya tentang daya ingat manusia. Frances Yates dalam studinya pada 1966, The Art of Memory (Seni Daya Ingat) berkata bahwa paragraf singkat dari Pengakuan-pengakuan, X.8.12, di mana Agustinus menulis tentang orang yang menaiki tangga dan memasuki suatu bidang ingatan yang sangat luas jelas menunjukkan bahwa orang-orang Romawi kuno sadar tentang bagaimana menggunakan metafora ruang dan arsitektural sebagai suatu teknik menemonik untuk mengorganisasi khazanah informasi yang besar jumlahnya. Beberapa filsuf Perancis berpendapat bahwa teknik ini dapat dilihat sebagai nenek moyang konseptual dari paradigma antarmuka pengguna tentang realitas maya.

Menurut Leo Ruickbie, argumen Agustinus melawan magi, yang membedakannya dengan mujizat, sangat penting dalam perjuangan Gereja perdana dalam melawan kekafiran dan menjadi tesis sentral dalam penolakannya terhadap para dukun dan perdukunan.

Agustinus memiliki 2 pandangan yang penting, yang pertama :manusia harus bergantung kepada kedaulatan Allah. yang kedua, manusia mempunyai tugas merefleksikan Allah didalam kehidupan sehari-hari. Jadi ada hubungan vertikal ke atas yakni Tuhan dan hubungan horizontal ke sesama manusia.

Pemikiran Agustinus terhadap Karya-karyanya

Agustinus menulis dalam Buku 18, Bab 46 dari Kota Allah (salah satu karyanya yang paling termasyhur selain Pengakuan-pengakuan Agustinus): “Orang-orang Yahudi yang membunuh Dia, dan yang tidak mau percaya kepada-Nya karena Ia harus mati dan bangkit kembali, namun mereka malah lebih hancur di tangan orang-orang Romawi, dan sama sekali tercabut dari kerajaan mereka; di sana orang asing telah berkuasa atas mereka dan kini mereka dicerai-beraikan ke berbagai negeri (sehingga memang tidak ada tempat di mana mereka tidak ada), dan dengan demikian digenapilah apa yang disaksikan oleh Kitab Suci mereka sendiri kepada kita bahwa kita tidak memalsukan nubuat tentang Kristus.”

Agustinus memandang penyebaran ini penting karena ia percaya bahwa itu adalah penggenapan dari nubuat-nubuat tertentu, dan dengan demikian membuktikan bahwa Yesus memang adalah Mesias. Ini disebabkan karena Agustinus percaya bahwa orang-orang Yahudi yang tersebar itu adalah musuh-musuh Gereja Kristen. Ia juga mengutip dari nubuat yang sama yang mengatakan, “Janganlah bunuh mereka, agar mereka tidak melupakan hukum-hukum-Mu.” (Mazmur 59:11) Sebagian orang telah menggunakan kata-kata Agustinus untuk menyerang orang-orang Yahudi yang dituduh anti Kristen, sementara yang lainnya menggunakannya untuk menyerang orang Kristen yang dituduh anti Yahudi.

Buku-buku

  • Tentang Doktrin Kristen, 397–426
  • Pengakuan-pengakuan Agustinus, 397–398
  • Kota Allah, dimulai sekitar 413, selesai tahun 426
  • Tentang Tritunggal, 400–416
  • Enchiridion
  • Penyangkalan: Menjelang akhir hayatnya (sekitar 426–428) Agustinus meninjau kembali karya-karyanya sebelumnya dalam urutan kronologis dan mengusulkan apa yang mungkin akan dikatakannya dengan cara lain dalam sebuah buku yang berjudul Penyangkalan; buku ini memberikan kepada pembaca sebuah gambaran yang langka tentang perkembangan seorang penulis dan pikiran-pikiran akhirnya.
  • Makna Harafiah Kitab Kejadian
  • Tentang Pilihan Bebas
Karya-karya yang lain:
    • Dalam bahasa Latin, di “The Latin Library”: buku dan surat-surat oleh Agustinus
    • Di “Christian Classics Ethereal Library” Terjemahan dari sejumlah karya Agustinus, termasuk pengantar
    • Di “New Advent”: Sejumlah karya Agustinus dalam bahasa Inggris, termasuk pengantar
    • Augustine of Hippo Gambar-gambar, pilihan kutipan
    • The Enchiridion oleh Agustinus
    • Teks lengkap bahasa Latin dan sumber-sumber teks bahasa Italia

Surat-surat

  • Tentang Mengajarkan Iman kepada Mereka yang Tidak Berpendidikan
  • Tentang Iman dan Kredo
  • Mengenai Iman tentang Hal-hal yang Tidak Kelihatan
  • Tentang Manfaat Percaya
  • Tentang Kredo: Khotbah kepada para Calon Baptisan
  • Tentang Penahanan Diri
  • Tentang Pernikahan yang Baik
  • Tentang Keperawanan yang Kudus
  • Tentang Kebaikan Kehidupan sebagai Janda
  • Tentang Berbohong
  • Kepada Consentius: Menentang Dusta
  • Tentang Karya para Biarawan
  • Tentang Kesabaran
  • Tentang Pemeliharaan yang Harus Diberikan kepada Orang yang Meninggal
  • Tentang Moral Gereja Katolik
  • Tentang Moral Kaum Manikhean
  • Tentang Dua Jiwa, Menentang Kaum Manikhean
  • Tindakan atau Bantahan terhadap Fortunatus sang Manikhean
  • Melawan Surat Manikheus yang disebut Dasariah
  • Jawaban kepada Faustus sang Manikhean
  • Mengenai Hakikat yang Baik, Melawan Kaum Manikhean
  • Tentang Baptisan, Menentang Kaum Donatis
  • Jawaban kepada Surat-surat dari Petilianus, Uskup Cirta
  • Koreksi Kaum Donatus
  • Jasa dan Penghapusan Dosa, dan Baptisan Anak
  • Tentang Roh dan Tulisan
  • Tentang Alam dan Anugerah
  • Tentang Kesempurnaan Manusia di dalam Kebenaran
  • Tentang Proses Peradilan Pelagius
  • Tentang Anugerah Kristus, dan Dosa Asal
  • Tentang Pernikahan dan Concupiscence
  • Tentang Jiwa dan Asal-usulnya
  • Menentang Dua Surat dari kaum Pelagian
  • Tentang Anugerah dan Kehendak Bebas
  • Tentang Kecaman dan Anugerah
  • Predestinasi orang-orang Kudus / Karunia untuk Bertahan
  • Khotbah Tuhan Kita di Bukit
  • Harmoni Kitab-kitab Injil
  • Khotbah-khotbah berdasaran Bacaan Terpilih dari Perjanjian Baru
  • Traktat-traktat tentang Injil Yohanes
  • Traktat-traktat tentang Injil Yohanes
  • Khotbah-khotbah berdasaran Surat Yohanes yang Pertama
  • Solilokui
  • Narasi, atau Eksposisi tentang Mazmur
  • Tentang Keabadian Jiwa

Kesimpulan

Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Banyak orang tak percaya kembali ke gereja Katolik sementara orang-orang Katolik semakin diperteguh imannya. Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat.

Agustinus memiliki 2 pandangan yang penting, yang pertama :manusia harus bergantung kepada kedaulatan Allah. yang kedua, manusia mempunyai tugas merefleksikan Allah didalam kehidupan sehari-hari. Jadi ada hubungan vertikal ke atas yakni Tuhan dan hubungan horizontal ke sesama manusia.

Agustinus tidak percaya pada dualisme fisik. Dia berpendapat bahwa kejahatan itu tidak lah positif, kejahatan itu sekedar menunjukkan jarak dari ada yang sebenarnya. Tidak ada Tuhan selain yang Esa. Yang mempunyai sifat kesempurnaan.

Banyak karya-karya yang ditulis oleh Agustinus antara lain:Tentang Doktrin Kristen, 397–426,Pengakuan-pengakuan Agustinus, 397–398,Kota Allah, dimulai sekitar 413, selesai tahun 426,Tentang Tritunggal, 400–416,Enchiridion,Makna Harafiah Kitab Kejadian,Tentang Pilihan Bebas
Karya-karya yang lain:Dalam bahasa Latin, di “The Latin Library”: buku dan surat-surat oleh Agustinus, Di “Christian Classics Ethereal Library” Terjemahan dari sejumlah karya Agustinus, termasuk pengantar, Di “New Advent”: Sejumlah karya Agustinus dalam bahasa Inggris, termasuk pengantar, Augustine of Hippo Gambar-gambar, pilihan kutipan, The Enchiridion oleh Agustinus,Teks lengkap bahasa Latin dan sumber-sumber teks bahasa Italia.



DAFTAR PUSTAKA


Abdul Hakim, Adang,M.A Drs dan Drs Beni Ahmad Saebani, M.Si, 2008. FILSAFAT UMUM DARI MITOLOGI SAMPAI TEOFILOSOFI. Bandung:Pustaka Setia.
Wellem Drs.F.D., M.Th, 1999. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja.
Jakarta :BPK Gunung Mulia.
Ahmad Tafsir,2000. Filsafat Umum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Posting Komentar untuk "Biografi dan Pemikiran Augustinus (St Augustine)"