Ilmu Pengetahuan Sebagai Aktivitas dan Metode Ilmiah
Ilmu merupakan suatu kata yang tak lepas dari segala hal. “Impossible that we doing anything without science”.Jadi, merupakan hal yang sangat tidak mungkin, ketika kita melakukan sesuatu tanpa ada ilmu di dalamnya. Istilah ilmu mempunyai arti ganda dalam memaknainya. Dalam cakupannya yang pertama ilmu di pandang sebagai sebuah istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan.
Hal ini di artikan bahwa ilmu mengacu pada ilmu seumumnya (science-in-general). Dari arti yang kedua, ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok soal tertentu. Dalam arti ini ilmu berarti sesuatu cabang ilmu khusus seperti misalnya antropologi, biologi, geografi, atau sosiologi.
Istilah Inggris “science” kadang-kadang diberi arti sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis mengenai dunia fisis atau material (systematic knowledge of the physical or material world). Dalam Wikipedia, Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Sebagai contoh adalah Ilmu Alam yang hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi kedalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologihanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit.
MANUSIA DAN MASALAHNYA DALAM KEHIDUPAN
Dalam realitasnya, tidak semua orang yang pernah mengenyam sekolah itu konsisten dengan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh. Bisa saja dengan memilih cara atau mengambil langkah yang menurutnya lebih baik sehingga menjadikan pola berpikir untuk memecahkan masalah yang dihadapi semakin bervariasi. Berpikir untuk bisa memecahkan masalah merupakan bagian dari hak otonom setiap manusia sehingga hal tersebut dapat menambah referensi dan keanekaragaman pola berpikir manusia dalam kehidupan di dunia ini. Dari beberapa pengalaman selama ini,(dalam http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/03/20/mengenali-pola-pikir-manusia-348178.html) beberapa pola pikir manusia dapat dirangkum dan masing-masing dapat diketahui seperti di bawah ini:
Sering pula beberapa kalangan menyebutnya ini sebagai pola pikir kharismatik, dalam artian bahwa setiap masalah, apalagi masalah rumit dan berkait kebijakan menyangkut kepentingan masyarakat luas – maka apa yang dikatakan tokoh itu dianggapnya yang paling benar.
Tentu saja pola pikir ini banyak diwarnai oleh kebiasaan-kebiasaan atau kultur yang sangat kuat dan sarat dengan simbol-simbol penuh makna tertentu yang telah dilakukan secara turun temurun. Dengan melakukan kebiasaan ini tentunya banyak makna yang terkandung dan dapat menambah keyakinan sehingga dalam melangsungkan rangkaian aktivitas kehidupan yang penuh dengan masalah – diharapkan dapat berlangsung aman dan lancar.
Perasaan pada tulisan ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu perasaan dalam artian intuisi dan perasaan dalam artian emosi.
Pola pikir berdasarkan intuisi sesungguhnya banyak ditemui. Pola pikir ini tidak bisa buru-buru dikatakan negatif. Namun kalau disebutkan cenderung subyektif dalam proses pengambilan keputusan, jawabnya: mungkin iya. Tingkatan intuisi seseorang tidak selalu sama dalam memecahkan setiap masalah yang dihadapi, berdasarkan kata hati bisa saja diterima kebenarannya, walaupun masih perlu pengujian lebih lanjut. Karenanya keputusan yang diambil biasanya tergantung pada ketajaman intuisi pelakunya.
Pola pikir perasaan dalam artian emosi juga tak kalah pentingnya dicermati. Misalnya, dalam rapat, diskusi (termasuk di ruang publik virtual), seminar, pertemuan antarkelompok, organisasi politik, kampanye-kampanye partai dan sebagainya. Seringkali perasaan (emosi) lebih mengemuka dan bermunculan, biasanya ini terjadi karena “benturan atau persaingan kepentingan” yang tidak sehat, tidak saling toleransi atau tidak menerima pendapat maupun pemikiran orang lain.
Ditemui pula pola pikir manusia yang terbiasa “coba-coba tapi tidak ada kepastian” seperti yang telah digambarkan di atas. Alhasil, apa yang dilakukan dalam memecahkan masalah – cenderung berspekulasi (gambling), sering keliru atau pun kalau masalahnya dapat selesai karena faktor kebetulan saja. Blessing in disguise, kira-kiranya begitu.
Ilmuwan biasanya bersikap independen, selalu terbuka, demokratis, semua pendapat dihargai. Apabila keputusan atau kesimpulan yang telah dilakukan ternyata salah – maka seorang ilmuwan mengakuinya. Kemudian tertantang untuk mencari cara pemecahan masalah melalui metode yang tepat/sesuai – sehingga diperoleh kesimpulan atau kebenaran (scientific truth). Pada prinsipnya, dalam pola pikir ilmiah dimulai perumusan masalah, pengajuan hipotesis atau asumsi, pengumpulan data, melakukan analisis data, kemudian menarik kesimpulan/konklusi guna mendapatkan kebenaran berupa hasil pemecahan masalah. Perlu ditambahkan bahwa proses berpikir ilmiah membutuhkan waktu relatif lama dan cermat, akan tetapi tingkat kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau memperkembangkan pengetahuan yang ada. Prosedur yang merupakan metode ilmiah meliputi pengamatan, percobaan, analisis, deskripsi, penggolongan, pengukuran, perbandingan, dan survai.
Oleh karena ilmu merupakan suatu aktivitas kognitif yang harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran yang logis, maka metode ilmiah juga berkaitan sangat erat dengan lllogika. Dengan demkikian, prosedur-prosedur yang tergolong metode logis termasuk pula dalam ruang lingkup metode ilmiah. Ini misalnya ialah deduksi, abstraksi, penalaran analogis, analisis logis.Selanjutnya, metode ilmiah meliputi suatu rangkaian langkah yang tertib. Dalam kepustakaan metodologi ilmu tidak ada kesatuan pendapat mengenai jumlah, bentuk, dan urutan langkah yang pasti.Sheldon J. Lachman mengurai metode ilmiah menjadi 6 langkah yang berikut :
Pengertian metode tidak pula sama dengan tehnik. Metode ilmiah adalah berbagai prosedur yang mewujudkan pola-pola dan tata langkah dalam pelaksanaan sesuatu penelitian ilmiah. Pola dan tata langkah prosedural itu dilaksanakan dengan cara-cara operasional dan tehnis yang lebih terinci. Cara-cara itulah yang mewujudkan tehnik. Jadi, tehnik adalah sesuatu cara operasional tehnis yang seringkali bercorak rutin, mekanis, atau spesialistis untuk memperoleh dan menangani data dalam penelitian.
Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, kegiatan penelaahan atau proses penelitian yang merupakan ilmu itu mengandung prosedur, yakni serangkaian cara dan langkah tertentu yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan langkah ini dalam istilah dunia keilmuan dikenal sebagai metode atau sering disebut metode ilmiah. Metode merupakan ciri penentu yang kedua dan dengan demikian ilmu dapat pula dibahas, dipahami, dan dijelaskan sebagai metode.
Kesimpulan
https://id.aliexpress.com/ |
Istilah Inggris “science” kadang-kadang diberi arti sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai pengetahuan sistematis mengenai dunia fisis atau material (systematic knowledge of the physical or material world). Dalam Wikipedia, Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Sebagai contoh adalah Ilmu Alam yang hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi kedalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologihanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit.
MANUSIA DAN MASALAHNYA DALAM KEHIDUPAN
Dalam realitasnya, tidak semua orang yang pernah mengenyam sekolah itu konsisten dengan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh. Bisa saja dengan memilih cara atau mengambil langkah yang menurutnya lebih baik sehingga menjadikan pola berpikir untuk memecahkan masalah yang dihadapi semakin bervariasi. Berpikir untuk bisa memecahkan masalah merupakan bagian dari hak otonom setiap manusia sehingga hal tersebut dapat menambah referensi dan keanekaragaman pola berpikir manusia dalam kehidupan di dunia ini. Dari beberapa pengalaman selama ini,(dalam http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/03/20/mengenali-pola-pikir-manusia-348178.html) beberapa pola pikir manusia dapat dirangkum dan masing-masing dapat diketahui seperti di bawah ini:
- Pola Pikir Kharismatik
Sering pula beberapa kalangan menyebutnya ini sebagai pola pikir kharismatik, dalam artian bahwa setiap masalah, apalagi masalah rumit dan berkait kebijakan menyangkut kepentingan masyarakat luas – maka apa yang dikatakan tokoh itu dianggapnya yang paling benar.
- Pola Pikir Tenasitas
Tentu saja pola pikir ini banyak diwarnai oleh kebiasaan-kebiasaan atau kultur yang sangat kuat dan sarat dengan simbol-simbol penuh makna tertentu yang telah dilakukan secara turun temurun. Dengan melakukan kebiasaan ini tentunya banyak makna yang terkandung dan dapat menambah keyakinan sehingga dalam melangsungkan rangkaian aktivitas kehidupan yang penuh dengan masalah – diharapkan dapat berlangsung aman dan lancar.
- Pola Pikir Perasaan
Perasaan pada tulisan ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu perasaan dalam artian intuisi dan perasaan dalam artian emosi.
Pola pikir berdasarkan intuisi sesungguhnya banyak ditemui. Pola pikir ini tidak bisa buru-buru dikatakan negatif. Namun kalau disebutkan cenderung subyektif dalam proses pengambilan keputusan, jawabnya: mungkin iya. Tingkatan intuisi seseorang tidak selalu sama dalam memecahkan setiap masalah yang dihadapi, berdasarkan kata hati bisa saja diterima kebenarannya, walaupun masih perlu pengujian lebih lanjut. Karenanya keputusan yang diambil biasanya tergantung pada ketajaman intuisi pelakunya.
Pola pikir perasaan dalam artian emosi juga tak kalah pentingnya dicermati. Misalnya, dalam rapat, diskusi (termasuk di ruang publik virtual), seminar, pertemuan antarkelompok, organisasi politik, kampanye-kampanye partai dan sebagainya. Seringkali perasaan (emosi) lebih mengemuka dan bermunculan, biasanya ini terjadi karena “benturan atau persaingan kepentingan” yang tidak sehat, tidak saling toleransi atau tidak menerima pendapat maupun pemikiran orang lain.
- Pola Pikir Mencoba-coba
Ditemui pula pola pikir manusia yang terbiasa “coba-coba tapi tidak ada kepastian” seperti yang telah digambarkan di atas. Alhasil, apa yang dilakukan dalam memecahkan masalah – cenderung berspekulasi (gambling), sering keliru atau pun kalau masalahnya dapat selesai karena faktor kebetulan saja. Blessing in disguise, kira-kiranya begitu.
- Pola Pikir Ilmiah
Ilmuwan biasanya bersikap independen, selalu terbuka, demokratis, semua pendapat dihargai. Apabila keputusan atau kesimpulan yang telah dilakukan ternyata salah – maka seorang ilmuwan mengakuinya. Kemudian tertantang untuk mencari cara pemecahan masalah melalui metode yang tepat/sesuai – sehingga diperoleh kesimpulan atau kebenaran (scientific truth). Pada prinsipnya, dalam pola pikir ilmiah dimulai perumusan masalah, pengajuan hipotesis atau asumsi, pengumpulan data, melakukan analisis data, kemudian menarik kesimpulan/konklusi guna mendapatkan kebenaran berupa hasil pemecahan masalah. Perlu ditambahkan bahwa proses berpikir ilmiah membutuhkan waktu relatif lama dan cermat, akan tetapi tingkat kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.
METODE ILMIAH DALAM PENELITIAN
Suatu penelitian harus dilakukan melalui tahapan-tahapan yang sistematis. Dalam (https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/ilmu-sebagai-aktivitas-penelitian-dan-metode-ilmiah-2/) ada beberapa tahapan-tahapan dalam metode ilmiah, yaitu sebagai beikut:
Ada dua macam hipotesis dalam eksperimen, yaitu hipotesis alternatif dan hipotesis nol.
Hipotesis alternatif adalah dugaan yang menyatakan ada pengaruh. Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh.Dugaan sementara yang kita buat dapat diterima jika sesuai dengan hasil percobaan atau ditolak jika berbeda dengan hasil percobaan yang kita lakukan.
Ilmu merupakan suatu aktivitas manusiawi yangberbuat atau melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Ilmu merupakan sebuah proses rangkaian aktivitas sehingga. Rangkaian aktivitas tersebut dapat bersifat rasional, kognitif, dan teleologis.Aktivitas rasional berarti kegiatan yang menggunakan kemampuan pikiran untuk menalar yang berbeda atau berfikir lain dengan aktivitas yang berdasarkan perasaan atau naluri. Menurut Bernard Barber pemikiran rasional atau rasionalitas manusia merupakan sumber utama dari ilmu. Dikatakannya bahwa
Sifat lain dari sebuah ilmu ialah kognitif, sifat ini berhubungan dengan hal mengetahui dan pengetahuan. Filsuf Polandia Ladislav Tondl menyatakan bahwa science terutama berarti conscious and organized cognitive activity (aktivitas kioginitf yang teratur dan sadar). Dijelaskannya lebih lanjut demikian :
“Tujuan-tujuan terpenting ilmu bertalian dengan apa yang telah dicirikan sebagai fungsi pengetahuan atau kognitif dari ilmu, dengan fungsi itu ilmu memusatkan perhatian terkuat pada pemahaman kaidah-kaidah yang tak diketahui sebelumnya dan baru atau pada penyempurnaan keadaan pengetahuan dewasa ini mengenai kaidah-kaidah demikian itu”. Jadi pada dasarnya ilmu adalah proses yang bersifat kognitif, bertalian dengan proses mengetahui dan pengetahuan. Proses kognitif adalah suatu rangkaian aktivitas seperti pengenalan, pencerapan, pengkonsepsian, dan penalaran yang dengannya manusia dapat mengetahui dan memperoleh pengetahuan akan suatu hal.
Ilmu selain merupakan sebuah proses yang bersifat rasional dan kognitif, juga bercorak teologis, yakni mengarah pada tujuan tertentu karena para ilmuwan dalam melakukan aktivitas ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu yang diinginkan oleh setiap ilmuwan.Dengan demikian, ilmu adalah aktivitas manusiawi yang bertujuan. Tujuan ilmu itu dapat bermacam-macam sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-masing ilmuwan.
Rangkaian aktivitas pemikiran yang rasional dan kognitif untuk menghasilkan pengetahuan, mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, dan melakukan peramalan, pengendalian, atau penerapan itu dilaksanakan oleh seseorang yang digolongkan sebagai ilmuwan.Setiap ilmuwan sejati bertugas melakukan penelitian dan mengembangkan ilmu.Hal ini ditegaskan dalam The International Encyclopedia of Higher Education yang mendefinisikan ilmuwan sebagai seseorang yang melakukan penelitian ilmiah dan penelitian ilmiah diartikan sebagai penelitian yang dilaksanakan untuk memajukan pengetahuan.
- Merumuskan Masalah
- Mengumpulkan Keterangan
- Merumuskan Hipotesis
Ada dua macam hipotesis dalam eksperimen, yaitu hipotesis alternatif dan hipotesis nol.
Hipotesis alternatif adalah dugaan yang menyatakan ada pengaruh. Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh.Dugaan sementara yang kita buat dapat diterima jika sesuai dengan hasil percobaan atau ditolak jika berbeda dengan hasil percobaan yang kita lakukan.
- Melakukan Eksperimen (Percobaan)
- Menganalisis Data
- Menarik Kesimpulan Hasil Eksperimen
Ilmu merupakan suatu aktivitas manusiawi yangberbuat atau melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Ilmu merupakan sebuah proses rangkaian aktivitas sehingga. Rangkaian aktivitas tersebut dapat bersifat rasional, kognitif, dan teleologis.Aktivitas rasional berarti kegiatan yang menggunakan kemampuan pikiran untuk menalar yang berbeda atau berfikir lain dengan aktivitas yang berdasarkan perasaan atau naluri. Menurut Bernard Barber pemikiran rasional atau rasionalitas manusia merupakan sumber utama dari ilmu. Dikatakannya bahwa
“the germ of science in human society lies in man’s aboriginal and unceasing attempt to understand and control the world in which he live by the use of rational thought and activity”. (benih ilmu dalam masyarakat manusia terletak di dalam usaha manusia yang tak henti-hentinya dan asli pembawaannya untuk memahami dan menguasai dunia tempat ia hidup dengan menggunakan pemikiran dan aktivitas rasional).
Sifat lain dari sebuah ilmu ialah kognitif, sifat ini berhubungan dengan hal mengetahui dan pengetahuan. Filsuf Polandia Ladislav Tondl menyatakan bahwa science terutama berarti conscious and organized cognitive activity (aktivitas kioginitf yang teratur dan sadar). Dijelaskannya lebih lanjut demikian :
“Tujuan-tujuan terpenting ilmu bertalian dengan apa yang telah dicirikan sebagai fungsi pengetahuan atau kognitif dari ilmu, dengan fungsi itu ilmu memusatkan perhatian terkuat pada pemahaman kaidah-kaidah yang tak diketahui sebelumnya dan baru atau pada penyempurnaan keadaan pengetahuan dewasa ini mengenai kaidah-kaidah demikian itu”. Jadi pada dasarnya ilmu adalah proses yang bersifat kognitif, bertalian dengan proses mengetahui dan pengetahuan. Proses kognitif adalah suatu rangkaian aktivitas seperti pengenalan, pencerapan, pengkonsepsian, dan penalaran yang dengannya manusia dapat mengetahui dan memperoleh pengetahuan akan suatu hal.
Ilmu selain merupakan sebuah proses yang bersifat rasional dan kognitif, juga bercorak teologis, yakni mengarah pada tujuan tertentu karena para ilmuwan dalam melakukan aktivitas ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu yang diinginkan oleh setiap ilmuwan.Dengan demikian, ilmu adalah aktivitas manusiawi yang bertujuan. Tujuan ilmu itu dapat bermacam-macam sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-masing ilmuwan.
Rangkaian aktivitas pemikiran yang rasional dan kognitif untuk menghasilkan pengetahuan, mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, dan melakukan peramalan, pengendalian, atau penerapan itu dilaksanakan oleh seseorang yang digolongkan sebagai ilmuwan.Setiap ilmuwan sejati bertugas melakukan penelitian dan mengembangkan ilmu.Hal ini ditegaskan dalam The International Encyclopedia of Higher Education yang mendefinisikan ilmuwan sebagai seseorang yang melakukan penelitian ilmiah dan penelitian ilmiah diartikan sebagai penelitian yang dilaksanakan untuk memajukan pengetahuan.
METODE ILMIAH DAN PERANNYA TERHADAP TEORI KEILMUAN
Penelitian sebagai suatu rangkaian aktivitas mengandung prosedur tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah tertib yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan disebut metode. Untuk menegaskan bidang keilmuan itu seringkali dipakai istilah metode ilmiah (scientific method).
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau memperkembangkan pengetahuan yang ada. Prosedur yang merupakan metode ilmiah meliputi pengamatan, percobaan, analisis, deskripsi, penggolongan, pengukuran, perbandingan, dan survai.
Oleh karena ilmu merupakan suatu aktivitas kognitif yang harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran yang logis, maka metode ilmiah juga berkaitan sangat erat dengan lllogika. Dengan demkikian, prosedur-prosedur yang tergolong metode logis termasuk pula dalam ruang lingkup metode ilmiah. Ini misalnya ialah deduksi, abstraksi, penalaran analogis, analisis logis.Selanjutnya, metode ilmiah meliputi suatu rangkaian langkah yang tertib. Dalam kepustakaan metodologi ilmu tidak ada kesatuan pendapat mengenai jumlah, bentuk, dan urutan langkah yang pasti.Sheldon J. Lachman mengurai metode ilmiah menjadi 6 langkah yang berikut :
- Perumusan pangkal-pangkal duga yang khusus atau pernyataan-pernyataan yang khusus untuk penyelidikan.
- Perancangan penyelidikan itu.
- Pengumpulan data.
- Penggolongan data.
- Pengembangan generalisasi-generalisasi.
- Pemeriksaan kebenaran terhadap hasil-hasil, yaitu terhadap data dan generalisasi-genralisasi.
- Pengamatan gejala-gejala atau hasil-hasil dari percobaan-percobaan.
- Perumusan pangkal-pangkal duga yang melukiskan gejala-gejala ini, dan yang bersesuaian dengan kumpulan pengetahuan yang ada.
- Pengujian pangkal-pangkal duga ini dengan mencatat apakah mereka secara memadai meramalkan dan melukiskan gejala-gejala baru atau hasil-hasil dari percobaan-percobaan yang baru.
- Analisis masalah untuk menetapkan apa yang dicari, dan penyusunan pangkal-pangkal duga yang dapat dipakai untuk memberi bentuk dan arah pada telaah penelitian.
- Pengumpulan fakta-fakta yang bersangkurtan.
- Penggolongan dan pengaturan data agar supaya menemukan kesamaan-kesamaan,uruttan-urutan, dan hubungan-hubungan yang ada.
- Perumusan kesimpulan-kesimpulan dengan memakai proses-proses penyimpulan yang logis dan penalaran.
- Pengujian dan pemeriksaan kebenaran kesimpulan-kesimpulan itu.
Walaupun pendapat para ahli mengenai metode ilmiah dirumuskan secara berbeda-beda, ada 4 – 5 langkah yang merupakan pola umum yang senantiasa dilaksanakan dalam penelitian. Langkah-langkah baku itu ialah penentuan masalah, perumusan hipotesis atau pangkal duga bila dianggap perlu, pengumpulan data, penurunan kesimpulan, dan pengujian atau verifikasi hasil.
Pengertian metode tidak pula sama dengan tehnik. Metode ilmiah adalah berbagai prosedur yang mewujudkan pola-pola dan tata langkah dalam pelaksanaan sesuatu penelitian ilmiah. Pola dan tata langkah prosedural itu dilaksanakan dengan cara-cara operasional dan tehnis yang lebih terinci. Cara-cara itulah yang mewujudkan tehnik. Jadi, tehnik adalah sesuatu cara operasional tehnis yang seringkali bercorak rutin, mekanis, atau spesialistis untuk memperoleh dan menangani data dalam penelitian.
Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, kegiatan penelaahan atau proses penelitian yang merupakan ilmu itu mengandung prosedur, yakni serangkaian cara dan langkah tertentu yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan langkah ini dalam istilah dunia keilmuan dikenal sebagai metode atau sering disebut metode ilmiah. Metode merupakan ciri penentu yang kedua dan dengan demikian ilmu dapat pula dibahas, dipahami, dan dijelaskan sebagai metode.
Kesimpulan
Dalam kehidupan nyata, manusia di hadapkan oleh berbagai masalah dan memang harus mereka selesaikan dengan pemikiran mereka sendiri. Dalam memecahkan masalah tersebut manusia harus memperhatikan urut-urutan sera pola pikir yang ia gunakan. Begitupun dalam melakukan sebuah penelitian, metode merupakan hal yang sangatlah penting untuk mengungkap suatu kebenaran atau hasil penelitian yang akurat. Urutan dari metode tersebut adalah dengan merumuskan masalah, mengumpulkan keterangan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen(Percobaan), menganalisis data, dan yang terkahir menarik kesimpulan hasil eksperimen. Jadi kesimpulannya, metode ilmiah sangat berhubungan dengan teori keilmuan. Mengapa? Karena dengan metode ilmiah kita dapat mengungkap sebuah kebenaran yang real dan akurat dari sebuah ilmu.
____________
*) Penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris kelas A. Makalah disusun guna memenuhi sebagian tugas kelompok pada mata kuliah Filsafat Ilmu tahun akademik 2013/2014 yaitu:
____________
*) Penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris kelas A. Makalah disusun guna memenuhi sebagian tugas kelompok pada mata kuliah Filsafat Ilmu tahun akademik 2013/2014 yaitu:
- Amelia Kusumawati
- Cici Aryanti
- Eka Mulyani
- Heni Eliana
- Muhamad Arifin
- Selvia Alvionita Rizqi Amelia
- Widya Raharjo
Posting Komentar untuk "Ilmu Pengetahuan Sebagai Aktivitas dan Metode Ilmiah"