Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Penerapan Teori Kognitif dalam Pembelajaran

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan dengan cara membimbing, mengajar dan melatih peserta didik yang dapat menimbulkan perubahan dalam diri peserta didik dengan tujuan agar dapat tercapai kesesuaian anatara diri peserta didik dengan lingkungannya. Belajar merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dengan proses pendidikan. Belajar merupakan proses perubahan perilaku dan pola pikir yang dialami oleh individu.
Teori belajar kognitif menekankan bahwa yang terpenting dalam proses pendidikan adalah bagaimana proses tersebut terjadi daripada hasil yang dicapai.

TEORI BELAJAR KOGNITIF

 Salah satu teori yang menjelaskan tentang teori belajar kognitif adalah teori gestalt. Teori kognitif muncul dan berkembang karena pengaruh teori gestalt, dengan tokoh-tokohnya seperti Max Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Mereka kurang setuju dengan gagasan para pemikir sebelumnya (khususnya behaviorisme) tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan hanya sebatas proses stimulus dan respons. Sehingga mereka melakukan penelitian yang tertuju pada persoalan “persepsi”.

Teori gestalt memandang belajar sebagai proses pemahaman (insight) yang berbeda dengan teori behaviorisme yang memandang belajar sebagai proses trial and error. Pengertian insight adalah pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Seseorang dikatakan berhasil dalam proses belajar jika mendapatkan insight. Dengan adanya insight seseorang akan mengerti permasalahan yang dihadapi dan mampu menyelesaikannya. Pada dasarnya setiap tingkah laku individu didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal dan memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Misalnya dalam situasi belajar, keterlibatan langsung dalam belajar akan membuat seorang individu menjadi paham sehingga dapat mengatasi masalah yang ada.

Teori belajar kognitif adalah salah satu teori belajar yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan dalam mendidik dan mengajar. Teori ini berbeda dan menentang teori behavioristik yang memandang belajar sebagai kegiatan makanistik antara stimulus dan respon. Aliran kognitif memandang belajar lebih dari sekedar melibatkan stimulus dan respon, tetapi juga melibatkan kegiatan mental di dalam individu yang sedang belajar. Menurut aliran teori belajar kognitif, belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Sehingga perilaku yang tampak pada manusiatidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan dan lain sebagainya. Aliran kognitivisme lebih mengutamakan aspek berpikir (thinking) dan mental yang berkaitan dengannya, misalnya ingatan (memory).

Walaupun teori kognitif menentang pandangan teori belajar behavioristik, tetapi dia tidak dapat menafikkan pandangan kaum behavioristik tentang Reinforcement yang juga terdapat di dalam teori kognitif. Tetapi, teori kognitif memandangnya berbeda dengan teori behavioristik. Teori behavioristik memandang Reinforcement sebagai bagian yang penting untuk menguatkan atau menjaga perilaku, sedangkan teori kognitif memandangnya sebagai sebuah sumber feedback untuk mengetahui kemungkinan apa yang terjadi jika sebuah perilaku diulang kembali.

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR KOGNITIF

Dalam proses belajar mengajar diperlukan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Berikut adalah aplikasi teori belajar kognitif menurut teori gestalt dalam proses pembelajaran:
  1. Pengalaman tilikan (insight); Tilikan bisa disebut juga pemahaman mengamati. Dalam proses belajar, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu mengenal keterkaitan unsur-unsur suatu objek atau peristiwa.
  2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); dalam hal ini unsur-unsur yang bermakna akan sangat menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Hal ini akan sangat bermanfaat dan membantu peserta dalam menangani suatu masalah. Jadi, hal-hal yang dipelajari para peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
  3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior);suatu perilaku akan terarah pada tujuan. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika para peserta didik mengerti tujuan yang ingin dicapainya. Jadi, hendaknya para guru membantu para peserta didik untuk memahami arah dan tujuannya.
  4. Prinsip ruang hidup (life space); perilaku individu memiliki hubungan dengan tempat dan lingkungan dia berada. Jadi, materi yang diajarkan harusnya berhubungan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan individu.
  5. Transfer dalam belajar; yaitu proses pemindahan pola tingkah laku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian objek dari satu konfigurasi ke konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat. Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah pada situasi lain.
Penerapan prinsip teori belajar kognitif menurut teori gestalt dalam pembelajaran:
  1. Aktivitas suatu cabang olahraga harus dilakukan secara keseluruhan, bukan sebagai pelaksanaan gerak secara terpisah-pisah. Pemecahan keseluruhan aktivitas menjadi bagian-bagian yang terpisah menyebabkan peserta didik tidak mampu mengaitkan bagian-bagian tersebut. Untuk itu, siswa atau atlet harus mampu mempersatukan bagian menjadi sebuah unit yang terpadu.
  2. Tugas utama dari guru atau pelatih adalah untuk memaksimalkan transfer dari latihan di antara berbagai kegiatan. Pola umum atau konfigurasi perlu untuk mempermulus terjadinya transfer di antara berbagai kegiatan.
  3. Penggunaan faktor insight untuk memecahkan masalah. Pemberian contoh pada siswa akan membantu siswa dalam mengamati dan memahami suatu masalah. Sehingga dia mampu menyelesaikannya.
  4. Pemahaman tentang hubungan antara bagian-bagian dengan suatu keseluruhan penting bagi peragaan keterampilan yang efektif. Jadi peserta didik harus mampu memahami tiap-tiap bagian dan keterkaitannya secara keseluruhan. Salah satu kelemahan dalam proses pengajaran adalah soal kegagalan guru dalam menyampaikan informasi yang menuntut peserta didik memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kaitan antara bagian-bagian di dalam konteks keseluruhan.
PENUTUP
Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang lebih mengutamakan proses pembelajarannya dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang paling banyak digunakan di Indonesia. Teori ini merupakan kritik dari teori-teori yang telah ada sebelumnya seperti teori behavioristik, para tokoh kognitivisme kurang setuju bahwa belajar hanya proses antara stimulus dan respons yang tersusun secara mekanistik. Yang terpenting di dalam teori kognitiv adalah insight atau pemahaman terhadap situasi yang ada di lingkungan sehingga individu mampu memcahkan permasalahan yang dihadapinya dan juga bagaimana individu berpikir (thinking).
DAFTAR PUSTAKA
Heri Rahyubi. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Jawa Barat: Referens
http://www.anekamakalah.com/2012/09/makalah-teori-belajar-kognitif-dan.html
Baharudin & Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
____________
*) Penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris kelas A. Makalah disusun guna memenuhi sebagian tugas kelompok pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran tahun akademik 2013/2014 dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.
Anggota kelompok:
1. Febryan Christya Novianes Amanda
2. Marianti Titi Lestari
3. Putri Puspitaningrum
4. Satria Anpan Sejati

Posting Komentar untuk "Penerapan Teori Kognitif dalam Pembelajaran"