Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut, seringkalian masalah dapat muncul. Masalah-masalah itu dapat di kelompokan sesuai dengan tugas-tugas administratif yang menjadi tanggung jawab administrator sekolah, sehingga merupakan substansi tugas-tugas administratif kepala sekolah selaku administrator. Di antaranya adalah tugas yang di kelompokan menjadi substansi perlengkapan sekolah.
http://www.al-maududy.com/
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial Kepala Sekolah. Kepala Sekolah hendaknya berupaya untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal.

Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal dan kesemuanya itu di dukung sarana prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi.

Bila salah satu hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara komponen-komponen di atas. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, diperlukan pengelola yang mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu.

A. PENGERTIAN SARANA PENDIDIKAN

Ada lima faktor yang harus asa pada proses belajar mengajar yaitu guru, murid, tujuan, materi dan waktu. Ketidak adanya salah satu dari faktor tersebut saja, maka tidak mungkin terjadi proses belakar mengajar. Dengan lima faktor tersebut proses belajar mengajar walau pun kadang-kadang dengan hasil yang minimal pula. Hasil tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana penunjang, yaitu fasilitas/sarana dan prasarana pendidikan. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakan sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan, alat, media.

Menurut E. Mulyasa, “Sarana peandidiakn adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pembelajaran”. UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.

Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut tim penyusun pedoman pembukuan media pendidikan departemenn pendidikan dan kebudayaan yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalm proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar penncapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Syahril (2005, 2) berpendapat bahwa “Sarana merupakan unsur yang secara langsung menunjang atau digunakan dalam pelaksanaan suatu kegiatan, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar unsure tersebut dapat berbentuk meja, kursi, kapur, papan tulis, alat peraga, dan sebagainya”.

Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang secara langsung dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
Sedangkan pengertian sarana etimologis (arti kata) sarana adalah alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan misalnya ruangan, buku, perpustaakaan, laboratorium, dan sebagainya.

B. PRINSIP- PRINSIP PENGELOLAAN SARANA PENDIDIKAN

Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan di sekolah, prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
  • Prinsip Pencapaian Tujuan
    Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat di katakan berhasil bilamana fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap seorang personel sekolah akan menggunakannya.
    • Prinsip Efisiensi
      Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana sekolah di lakukan dengan perencanaan, sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya.
      • Prinsip administrative
        Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan sebagai contoh adalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan oleh pemerintah.
        • Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
          Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang. Bilamana hal itu terjadi maka perlu adanya peng-organisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu di deskripsikan dengan jelas.
          • Prinsip Kekohesifan
            Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.

            C. PROSES PENGELOLAAN SARANA PENDIDIKAN

            Manajemen sarana pendidikan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasaan, dan evaluasi kegiatan pengadaan barang. Proses yang dilakukan dalam manajemen sarana pendidikan memiliki beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :

            1. Perencanaan sarana pendidikan.

            Perencanaan sarana atau alat pelajaran tidak semudah perencanaan prasarana (meja kursi) yang hanya mempertimbangkan selera dan dana yang tersedia. Untuk proses pengadaan sarana harus mempertimbangkan lebih banyak dan semuanya bersifat edukatif. Adapun tahap-tahap perencanaan sarana (alat pelajaran) sebagai berikut :
            • Mengadakan analisis tentang mata pelajaran apa saja yang membutuhkan sarana dalam penyampaian pembaelajarannya. Hal ini dilakukan oleh para guru bidang studi.
            • Apabila kebutuhan sarana yang diajukan para guru melampaui kemampuan daya beli sekolah, maka diadakan seleksi yang berdasarkan pada prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya.
            • Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah ada ini perlu ditinjau lagi, dan mengadakan re-inventarisasi.
            • Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran/media yang masih dapat dimanfaatkan, baik dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.
            • Mencari dana apabila masih kekurangan dana dalam pengadaan sarana pendidikan.
            • Menunjuk seseorang dalam melaksanakan pengadaan sarana dan prasrana. Penunjukkan ini sebaiknya berdasarka pada keahlian, kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya.

            2. Pemeliharaan dan Penyimpanan Sarana pendidikan

            Kegiatan setelah proses pengadaan adalah pencatatan, penyimpanan, dan pemeliharaan sarana pendidikan. Pencataan atau yang lebih dikenal dengan inventarisasi harus dilaksanakan secara terperinci. Tujuan dari inventarisasi adalah sebagai berikut:
            1. Tertib administrasi dan tertib sarana pendidikan.
            2. Pendaftaran, pengendalian dan pengawasan setiap sarana.
            3. Usaha untuk memanfaatkan penggunaan setiap sarana.
            4. Menunjang proses belajar mengajar.

            D. TANGGUNG JAWAB PENGURUSAN SARANA PENDIDIKAN

            Sekolah merupakan sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut, serangkaian masalah dapat muncul. Masalah-masalah itu dapat dikelompokkan sesuai dengan tugas-tugas administratif yang menjadi tanggung jawab administrator sekolah, sehingga merupakan substansi tugas- tugas administratif kepala sekolah selaku administrator. Di antaranya adalah tugas yang dikelompokkan menjadi substansi perlengkapan sekolah.
            Salah satu tugas utama utama kepala sekolah dalam pengadministrasian sarana pendidikan ialah bersama-sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan mereka akan alat-alat sarana tersebut dan mempersiapkan perkiraan tahunan untuk di usahakan penyediaannya. Kemudian menyimpan dan memelihara serta mendistribusikan kepada guru-guru yang bersangkutan, dan menginventarisasi alat-alat atau sarana tersebut pada akhir tahun pelajaran.

            1. Mempersiapkan perkiraan tahunan
            Biasanya kepala sekolah membuat daftar alat-alat yang diperlukan di sekolahnya sesuai dengan kebutuhannya dengan daftar alat yang standadisasi. Sedangkan untuk alat-alat yang belum di standardisasi, kepala sekolah bersama-sam menyusun daftar kebutuhan sekolah masing-masing.

            2. Menyimpan dan mendistribusikan
            Ada beberapa prinsip administrasi penyimpanan peralatan dan perlengkapan pengajaran sekolah, yaitu:
            • Semua alat-alat dan perlengkapan harus di simpan di tempat-tempat yang bebas dari faktor-faktor perusak seperti: panas, lembab,lapuk,dan serangga.
            • Harus mudah dikerjakan baik untuk menyimpan maupun keluar alat.
            • Mudah di dapat bila sewaktu-waktu di perlukan.
            • Semua penyimpanan haris di administrasikan menurut ketentuan bahwa persediaan lama harus lebih dulu di pergunakan.
            • Harus diadakan inventarisasi secara berkala.
            • Tanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dari tiap-tiap penyimpanan harus di rumuskan secara terperinci dan di fahami dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan.
            Pendistribusian peralatan dan perlengkapan pengajaran ini harus berada dalam tanggung jawab salah seorang anggota staf yang di tunjuk. Karena pelaksanaan tanggung jawab ini hanya bersifat ketatausahaan maka kurang tepat jika kepala sekolah atau sendiri yang langsung melaksanakannya. Yang paling tepat adalah pegawai tata usaha. Kebijaksanaan pendistribusian ini hendaklah di tekankan kepada prinsip efisien dan pleksibilitas, maksudnya bila di perlukan sewaktu-waktu segara dapat di sediakan.

            DAFTAR PUSTAKA
            Bafadal, Ibrahim.(2003);Seri Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan SEokolah Teori dan Aplikasi; Jakarta : PT Bumi Aksara
            E. Mulyasa.(2004);Manajemen Berbasis Sekolah;Bandung:PT Remaja Rodakarya
            http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2137032-manajemen-sarana-dan-prasarana-pendidikan/#ixzz1Ox2fgPtY
            Syahril.(2005); Manajemen Sarana dan Prasarana; Padang : UNP PRESS

            Posting Komentar untuk "Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan"