Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Pengertian dan Tujuan Pendidikan Berkarakter

Pendidikan karakter sangat penting dan sedang di butuhkan oleh negara kita saat ini, karena pendidikan karakter merupakan landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beradab berdasarkan falsafah pancasila. Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, pornografi, penyalahgunaan obat-obatan, dan masalah-masalah sosial lain yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Image:https://belajar.kemdikbud.go.id/
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan kegiatan luar sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan, seperti religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung jawab, dan sebagainya. Pembiasaan itu bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan nilai yang baik dan tidak baik, serta bersedian melakukannya dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu di tumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi cerminan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolah memiliki peranan yang besar dalam pengembangan pendidikan karakter, karena peran sekolah sebagai pusat pembudayaan melalui pendekatan pengembangan budaya sekolah (school culture).

PENGERTIAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN KARAKTER

Secara etimologis, karakter (character) berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu (charassein) yang berarti “to engrave” (Ryan and Bohlin, 1999: 5). Kata “to engrave” bisa diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan,atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 1987: 214). Karakter juga bisa berarti huruf, angka, ruang, symbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 682).

Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika, akhlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral. Sedangkan karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Dengan demikian karaker adalah nilai-nilai yang unik, baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang. Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak. Karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan sejak lahir (Koesoema, 2007: 80).

Secara terminologis, makna karakter dikemukakan oleh Thomas Lickona. Menurutnaya karakter adalah “ a relieble inner disposition to respond to situations in a morally good way”. Selanjutnya Lickona menambahkan “Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior” (Lickona, 1991: 51). Menurut Lickona, karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benaer-benar melakukan kebaikan. Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitides), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors), dan ketrampilan ( skills).

Dari pengertian dia atas dapat di pahami bahwa karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam erangka berhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama, budaya, dan adat istiadat. Dari konsep karakter ini muncul konsep pendidikan karakter (character education).

KONSEP PENDIDIKAN BERKARAKTER

Untuk menjadikan manusia memliki karakter mulia, manusia berkewajiban menjaga dirinya dengan cara memelihara kesucian lahir dan batin, delalu menambah ilmu pengetahuan, membina disiplin diri, dan berusaha melakukan perbuatan-perbuatan terpuji serta menghindarkan perbuatan-perbuatan tercela. Setiap orang harus melakukan hal yang tersebut dalam berbagai aspek kehidupannya, jika ia benar-benar ingin membangun karakternya.

Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagaimacam cara, seperti yang dikatakan (Koesoema, 2010) yaitu melalui mata pelajaran khusus integrasi pendidikan dalam setiap mata pelajaran atau pendekatan integral yang mempergunakan ruang-ruang pendidikan yang tersedia dalam keseluruhan dinamika pendidikan sekolah. Salah satu poin penting tersebut sejalan dengan pendapat (Sudrajat, 2010) bahwa pendidikan karakter dapat diintegrasikan pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks sehari-hari. Dengan demikian ruang bagi pembelajaran bahasa asing untuk turut mengembangkan karakter berdasarkan nilai etika yang berlaku di masyarakat masih sangat terbuka. Pembelajaran bahasa asing dapat dikelola sedemikian rupa, sehingga berbagai nilai yang terkandung dalam wacana bahasa asing bisa digali dan dipelajari. (Elkind dan Sweet, 2004) mengatakan bahwa pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan. Pertama, pendidikan karakter yang menggunakan pendekatan holistic (The Holistic Approach). Melalui pendekatan ini pendidikan karakter diintegrasikan kedalam semua aspek kehidupan sekolah.

Kedua Jurnal Pendidikan karakter, Tahun II, Nomor 1, Oktober 2012 Smorgasbord approach yang menawarkan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan guru untuk membangun karakter pada siwa. Aktivitas tersebut antara lain: (1) build a caring community; (2) teach values through the curriculum; (3) class dicussion; (4) service learning.

FAKTOR PENDIDIKAN KARAKTER

Faktor lingkungan dalam konteks pendidikan karakter memilikiperan sangat penting, karena perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses pendidikan karakter sangat ditentukan oleh faktor lingkungan ini. Dengan kata lain pembentukan dan rekayasa lingkungan yang mencakup diantaranya lingkungan fisik dan budaya sekolah, manajemen sekolah, kurikulum, pendidik, dan metode mengajar. Pembentukan karakter melalui rekayasa faktor lingkungan dapat di lakukan melalui strategi:
  1. Keteladanan
  2. Intervensi
  3. Pembiasaan yang dilakukan secara konsisten
  4. Penguatan
Dengan kata lain perkembangan dan pembentukan karakter memerlukan pengembangan keteladanan yang ditularkan, intervensi melalui pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus-menerus dalam jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan penguatan serta harus dibarengi dengan nilai-nilai luhur.

TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorentasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter berfungsi untuk:
  1. Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik.
  2. Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur.
  3. Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah,dunia usaha, dan media massa.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diarrtikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character devolepment (usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah atau madrasah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal).

Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Diantara metode pembelajaran yang sesuai adalah metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman (reward and punishment).
Nilai-nilai pendidikan karakter ada 18 butir diantaranya:
  1. Religius
  2. Jujur
  3. Disiplin
  4. Kerja keras
  5. Kreatif
  6. Mandiri
  7. Demokratis
  8. Rasa ingin tahu
  9. Semangat kebangsaan
  10. Cinta tanah air
  11. Menghargai prestasi
  12. Bersahabat atau komunikatif
  13. Cinta damai
  14. Gemar membaca
  15. Peduli lingkungan
  16. Peduli sosial
  17. Tanggung jawab; dan
  18. Toleransi

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter dikatakan penting karena sebagai penyeimbang kecakapan kognitif.beberapa kenyataan yang sering kita jumpai ialah seorang pengusaha kaya justru tidak dermawan, seorang politikus seringkali tidak peduli terhadap tetangganya yang sedang di landa kelaparan, atau seorang guru justru tidak prihatin melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan. Itu semua merupakan bukti tidak adanya keseimbangan antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.
Ciri-ciri pendidikan karakter menurut FW Foerster:
  1. Pendidkan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman terhadap norma tersebut.
  2. Adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribad yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing serta tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru.
  3. Adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturean dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.
  4. Keteguhan dan kesetiaan, adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang di pandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.
PENUTUP
Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotong royongan, saling membantu dan menghormati, dan sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja, namun menjadikan pribadi yang memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan.
Pendidikan karakter hendaknya di rumuskan dalam kurikulum, di terapkan di metode pendidikan, dan di praktekkan dalam pembelajaran. Selain itu dilingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu generasi-generasi Indonesia akan unggul karena dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.
DAFTAR PUSTAKA
http://editopan.guru-indonesia.net/artikel-detail-21625.html
diakses pada tanggal 11 November 2014 pukul 19:11 WIB
http://pndkarakter.wordpress.com/tag/pendidikankarakter.html
diakses pada tanggal 20 Novembar 2014 pukul 02:05 WIB
http://sutisan.com/tag/pendidikan-karakter.html
diakses pada tanggal 25 November 2014 pukul 09:45 WIB
http://belajarpsikologi.com
diakses pada tanggal 11 November 2014 pukul 09:46 WIB
http://s1pgsd.blogspot.com
diakses pada tanggal 11 November 2014 pukul 19:03 WIB

_________________
*) NUR AZIZAH, penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris kelas A.

Posting Komentar untuk "Pengertian dan Tujuan Pendidikan Berkarakter"