Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Penilaian Otentik dalam Pendidikan Berkarakter

Dalam proses pembelajaran, bukan hanya materi pelajaran saja yang semestinya diterapkan, melainkan juga pembentukan karakter peserta didik yang penting dan harus ditekankan. Pendidikan dan pembentukan karakter sangatlah penting bagi semua individu karena hal tersebutlah yang akan membentuk jati diri dari masing – masing individu.

Pendidikan dan pembentukan karakter perlu sekali diterapkan sejak dini agar lebih mudah diserap dan dimengerti secara efektif dan menghasilkan pribadi yang berkarakter sejak usia dini. Ini dimaksudkan agar para peserta didik terlatih untuk selalu bertingkah laku baik sedari kecil.
Dalam pembentukan karakter peserta didik tentu saja banyak tantangan yang berarti. Disamping itu, perlu adanya pengawasan dan pemantauan berkala guna mengetahui perkembangan karakter yang terbentuk pada peserta didik. Penilaian otentik juga diperlukan dalam menunjang penilaian karakter peserta didik agar hasilnya semakin meyakinkan dan tujuan awal dari proses ini akan tercapai dengan baik. Dari pemaparan tersebut, penulis akan mencoba menguraikan bagaimana seharusnya penilaian otentik dalam konteks penilaian karakter dilaksanakan.

Konsep Dasar Penilaian Otentik

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan peserta didik didalam pembelajaran, termasuk didalamnya pendidikan karakter. Gambaran perkembangan belajar peserta didik perlu diketahui oleh pendidik agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar dan dapat mengambil tindakan preventive apabila terjadi hal yang berseberangan dengan yang diharapkan, misalnya kemunduran atau kemacetan perkembangan belajar peserta didik.

Secara sederhana dapat dipaparkan bahwa penilaian otentik merupakan sebuah bentuk penilaian yang mengukur kinerja nyata yang dimiliki peserta didik. Kinerja yang dimaksud adalah aktivitas dan hasil aktivitas yang diperoleh peserta didik selama proses pembelajaran.Berdasarkan pemahaman ini penilaian otentik pada prinsipnya mengukur aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Dikatakan otentik dalam arti penilaian kemampuan peserta didik yang sesungguhnya dan realistis berdasarkan unjuk kerja langsung tentang penerapan pengetahuan dan keterampilannya.

Pada hakikatnya, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar peserta didik saja, melainkan juga berbagai faktor yang lain, antara lain kegiatan pengajaran yang dilakukan itu sendiri. Artinya, berdasarkan informasi yang diperoleh dari kerja nyata peserta didik tersebut dapat pula dipergunakan sebagai umpan balik penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan. Penilaian otentik juga sangat berkaitan erat dengan upaya pencapaian kompetensi, dengan kata lain ada beberapa hal penting yang sebenarnya diinginkan oleh pihak-pihak terkait (pendidik dan peserta didik), diantaranya adalah tercapainya pembelajaran dengan baik dan melalui penilaian otentik ini pencapaian tersebut sangat mungkin didapatkan dengan efektif.

Tujuan Penilaian Otentik dalam Konteks Penilaian Karakter

Bila dihubungkan dengan pendidikan karakter, pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik mampu menjadi individu yang berkarakter mulia. Usaha pengembangan karakter ini harus dilakukan secara bekesinambungan dan terus menerus dalam proses pembelajaran. Secara praktisnya, pembentukan dan pengembangan karakter ini bersifat integrativ dengan aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik. Oleh sebab itu, penilaian otentik pada dasarnya digunakan untuk mengreasikan berbagai aktivitas belajar yang bermuatan karakter dan sekaligus mengukur keberhasilan aktivitas tersebut serta mengukur kemunculan karakter pada diri peserta didik. Penilaian dikatakan berhasil setelah tujuannya terlaksana.

Dalam kaitanya dengan penilaian karakter, tentu tujuan utamanya adalah menanamkan karakter yang baik terhadap diri peserta didik. Tentu saja bukan perkara mudah untuk melakukanya dan diperlukan cara-cara yang rumit, panjang, dan berkelanjutan. Penilaian otentik akan sangat membantu para pendidik untuk mengetahui perkembangan karakter setiap peserta didik.

Strategi Pengembangan Penilaian Karakter Berbasis Penilaian Otentik

Pembentukan karakter individu harus diawali dari lingkup terkecil, misalnya di lingkungan keluarga dan sekolah, terutama pada saat individu tersebut berada pada tingkatan sekolah yang masih dasar, misalnya TK atau SD. Hal ini akan sangat efektif dan tepat sasaran karena anak pada usia tersebut masih memiliki pemikiran yang masih segar dan sangat penting untuk ditanamkan karakter. Baik atau buruknya karakter dan perilaku seseorang ketika dewasa ditentukan dari penanaman karakternya saat dini.

Pembentukan karakter melalui pembelajaran di sekolah bisa dilakukan dengan mengadopsi setiap nilai-nilai karakter bangsa pada setiap mata pelajaran yang sedang diajarkan. Dengan kata lain, menyisipkan nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh pendidik. Karakter terdiri dari pengetahuan tentang moral, perasaan, dan perilaku, yang mana tentu saja setiap sekolah akan mengajarkan ketiga aspek tersebut.. Hal tersebut akan memudahkan peserta didik untuk menyerap setiap nilai karakter tanpa beban yang berarti.

Pendidikan karakter yang ditanamkan di sekolah juga sangat terpengaruh oleh visi misi sekolah untuk menciptakan pribadi berkarakter pada peserta didiknya. Diperlukan kesadaran, keseriusan, dan keikhlasan oleh para pendidik khususnya dalam membangun, membina, dan mengembangkan karakter peserta didik. Sekolah harus pandai-pandai mengatur strategi dalam penanaman karakter ini, diantaranya adalah:
  1. Kemampuan dalam bersosialisasi, baik terhadap peserta didik, orang tua peserta didik, maupun warga sekolah lainya untuk saling mendukung dan melengkapi.
  2. Menciptakan lingkungan yang kondusif. Anak akan tumbuh menjadi pribadi berkarakter apabila ia tumbuh dalam lingkungan yang baik pula. Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam optimalisasi perkembangan karakter anak. Tiga pihak yang memiliki peran penting dalam hal ini, yakni, keluarga, sekolah, dan komunitas atau masyarakat. Masing-masing pihak memiliki peran dalam mendidik dan membentuk karakter anak. Menyikapi hal ini, pihak sekolah dan keluarga memiliki peran yang paling dominan dalam memilih dan menciptakan suasana yang kondusif untuk pembentukan dan pengembangan karakter anak.
 Terdapat sembilan pilar karakter yang penting untuk ditanamkan pada diri setiap peserta didik, yaitu:
  1. Cinta tuhan dan alam semesta beserta isinya.
  2. Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri.
  3. Hormat dan santun.
  4. Kasih sayang, peduli, dan kerja sama.
  5. Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah.
  6. Keadilan dan kepemimpinan.
  7. Baik dan rendah hati.
  8. Toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Kesembilannya merupakan karakter baik yang harus ditanamkan pada jiwa setiap peserta didik yang merupakan hal penting dalam mencapai hidup yang berkualitas dan berkarakter terpuji.

Pengembangan Model Penilaian Karakter Berbasis Penilaian Otentik

Ada beberapa model pembelajaran berbasis karakter yang banyak diterapkan, antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Model acuan nilai. Model ini sangat efektif dengan merefleksikannya ke dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas.
  2. Menggunakan sistem “Pembelajaran Terpadu Berbasis Karakter”. Bisa diterapkan mulai pembalajaran di tingkat dasar misalnya TK atau SD, penanaman karakter akan sangat efektif karena dalam KBM di kelas akan mengandung nilai-nilai karakter melalui latihan dan pengalaman konkrit.
  3. Menggunakan metode pendekatan yang merangsang daya minat anak dan pendekatan belajar bersama dalam kelompok agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat mengurangi stress, memotivasi peserta didik, dan meningkatkan rasa kemampuan peserta didik, yang mana hal ini dapat mendukung pembentukan karakter anak.
  4. Menerapkan co-parenting. Selalu konsultasi, memberitahukan kepada orang tua untuk setiap kegiatan atau program yang didakan sekolah. Sebisa mungkin orang tua dilibatkan dan ikut menerapkan kebijakan baik yang telah disepakati bersama di rumah, agar proses pembentukan karakter peserta didik dapat sejalan sesuai keinginan berbagai pihak, dan dapat berlangsung secara efektif.
  5. Menerapkan Authentic Assesment (penilaian autentik) pada setiap penilaian agar hasilnya sesuai dengan kenyataan. Proses ini dapat memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik, baik oleh pendidik maupun peserta didik itu sendiri. Peserta didik harus bisa membiasakan diri untuk dapat mengukur diri, sudah baikkah, maju, berhasil, adakah hambatan dan cara mengatasi.
Penilaian otentik akan membawa pengaruh positif bagi berlangsungnya pembentukan karakter peserta didik yang berlangsung secara terintegritas. Pengaruh tersebut diantaranya adalah :
  1. Peserta didik akan selalu terbiasa mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan yang harus diambil, dan mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik, karena anak yang berkarakter baik bukan hanya mengetahui kebaikan saja, tetapi juga melakukannya.
  2. Mempunyai kecintaan terhadap kebajikan dan menjauhi keburukan. Sebagai contoh, anak kecil tidak suka berbohong setelah dia tahu bahwa bohong merupakan hal yang buruk.
  3. Mampu melakukan kebaikan dan terbiasa melakukannya.

DAFTAR PUSTAKA
Kesuma, Darma; Triatna, Cepi; Permana, Johar. (2011). Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah). Bandung: Rosda
https://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2014/09
Diunduh pada hari sabtu, 15 November 2014 pukul 13.37
__________
Disusun Oleh:
Novitasari, penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris kelas A.

Posting Komentar untuk "Penilaian Otentik dalam Pendidikan Berkarakter"