Teknik Komunikasi dalam Pendidikan
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbal balik.
Istilah Komunikasi Pendidikan masih belum familiar baik di kalangan peminat kajian komunikasi, civitas akademia maupun khalayak umum di tanah air ini. Bidang ini tak seperti dunia komunikasi politik, komunikasi bisnis, komunikasi pemasaran, komunikasi organisasi, komunikasi antar budaya dan lain-lain.
Sesungguhnya komunikasi pendidikan memiliki posisi penting baik dalam konteks kajian di ranah keilmuan komunikasi dan keilmuan pendidikan maupun sebagai skill praktis yang dapat menunjang proses pendidikan itu sendiri. Paling tidak ada dua pertimbangan dasar yang penting kita perhatikan untuk menjawab mengapa komunikasi pendidikan menjadi keharusan.
Dunia pendidikan sangat membutuhkan sebuah pemahaman yang holistik, komprehensif, mendasar dan sistematis tentang pemanfaatan komunikasi dalam implementasi kegiatan belajar-mengajar. Tanpa mengetahui komunikasi yang baik, maka pendidikan akan kehilangan cara dan orientasi dalam membangun kualitas out put yang diharapkan. Dalam konteks ini, komunikasi pendidikan bisa kita sejajarkan pentingnya dengan metodologi pengajaran, manajemen pendidikan dan lain-lain.
Kita bisa bayangkan hampir 80 persen aktivitas guru maupun dosen di ruang kelas adalah kegiatan komunikasi baik verbal maupun non verbal. Oleh karenanya, hasil buruk penerimaan materi oleh para siswa, belum tentu karena guru atau dosennya bodoh, bisa jadi justru karena metode komunikasi mereka yang sangat buruk di depan para siswa.
Komunikasi pendidikan akan menunjukkan arah dari proses konstruksi sosial atas realitas pendidikan. Sebagaimana dikatakan teoritisi sosiologi pengetahuan Peter L Berger dan Thomas Luckman dalam social construction of reality, yang mamahami bahwa realitas itu dikonstruksi oleh makna-makna yang dipertukarkan dalam tindakan dan interaksi individu-individu.
Komunikasi di maksudkan untuk menyampaikan pesan, pengetahuan, perasaan, dan pengalaman kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung, dan komunikasi dapat dikatakan efektif bila ada kesamaan makna dan bahasa yang dipakai oleh komunikator kepada komunikan sehingga apa yang di inginkan oleh komunikator dapat di mengerti oleh komunikan, serta memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia, seperti yang di kemukakan oleh Waltzlawick, Beavin, dan Jackson “You cannot not communicate” yang artinya ”anda tidak dapat tidak berkomunikasi” (Mulyana 2000:54)
Sedangkan makna komunikasi pendidikan secara sederhana adalah komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Disini komunikasi tidak lagi bebas tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan guru”. Di dalam komunikasi tersebut terdapat pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari komunikator (pendidik, dosen, guru) kepada komunikan (subyek didik, mahasiswa, siswa) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka komunikasi pendidikan adalah suatu tindakan yang memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pemahaman dan praktik interaksi serta tindakan seluruh individu yang terlibat dalam dunia pendidikan.
Oteng sutrisna mengemukakn bahwa dalam proses komunikasi tentunya memerlukan unsur – unsur komunikasi yaitu :
Pesan merupakan keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Dalam pendidikan biasanya berupa materi pelajaran. Komunikator adalah orang yang menyampaikan lambang-lambang bermakna atau pesan yang mengandung ide, informasi, opini, kepercayaan dan perasaan kepada orang lain (Effendy, 1986:66). Fungsi komunikator adalah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan mnjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, atau perilakunya
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima oleh komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan. Pada umumnya komunikator dianggap sebagai ahli, apakah keahliannya itu bersifat umum seperti yang timbul dari pendidikan yang lebih baik atau status sosial atau jabatan profesi yang lebih tinggi.
Pesan itu diusahakan dengan memakai bahasa, simbol atau lambang yang sudah dipahami oleh komunikan maupun komunikator itu sendiri, sehingga salah pengertian (miscommunication) dapat dihindari. Selain soal bahasa yang dipergunakan, pesan itu seharusnya “membangkitkan kebutuhan atau keuntungan pihak komunikan”. Karena itu komunikator harus mampu melihat kebutuhan sesamanya di samping kebutuhannya sendiri.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 pasal 54 menjelaskan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Sejalan dengan konsep undang-undang, pemerintah menyerukan dan menekankan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Karena itu sekolah harus mengerti dan melaksanakan serta berupaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama menanggung pendidikan guna memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan.
Dengan ini diharapkan masyarakat akan semakin antusias dan berkompetisi untuk meningkatkan mutu pendidikan ketingkat yang lebih tinggi.
Lingkungan pendidikan merupakan sebuah sistem, jadi saling berkaitan antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat luas. Sekolah sebagai sistem terbuka yang selalu mengadakan hubungan (kerja sama) yang baik dengan masyarakat, secara bersama-sama membangun pendidikan. Hal ini sangat mungkin, sebab dalam era globalisasi dengan perkembangan teknologi modern yang sangat pesat seperti sekarang ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan menjadi modal utama dalam membangun dan memajukan bangsa termasuk masyarakat itu sendiri.
Kegiatan humas didalam suatu lembaga pendidikan tidak hanya meliputi hubungan sekolah dengan orang tua siswa saja, akan tetapi menjalin hubungan dengan masyarakat luas, seperti menjalin relasi dengan masyarakat sekitarnya, sekolah lain, serta instansi pemerintah. Karena dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan membutuhkan jalinan komunikasi secara menyeluruh dengan semua lapisan masyarakat, supaya keberadaan sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat diterima ditengah-tengah masyarakat dan pelaksanaan kegiatannya berjalan dengan efektif dan efisien.
Mulyasa (2005:50) mengungkapkan bahwa, “Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.” Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat dan sekolah mempunyai keterkaitan dan saling berperan satu sama lain. Apalagi sekarang ini, pemerintah telah mensosialisasikan adanya kebijakan desentralisasi pendidikan dimana sekolah mempunyai hak untuk mengatur sekolahnya sendiri agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara maksimal. Oleh sebab itu, sebaiknya sekolah dalam mengatur kegiatan humasnya berusaha menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga lain di luar sekolah dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Fungsi humas di Sekolah hendaknya dijalankan dengan baik, agar program kerja manajemen humas bisa terlaksana dengan baik. Beberapa kegiatan sekolah yang melibatkan masyarakat sekitar dan atau wali murid, dan adanya program sekolah yang berhubungan dengan ke Humasan sehingga ada partisipasi wali murid dalam usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme wali murid yang berperan aktif dalam proses pemajuan sekolah. Selain itu dengan adanya fungsi humas menyebabkan keeksistensian sekolah tersebut diketahui oleh lingkungan masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Dalam kegiatan humas tersebut melakukan fungsinya melalui media berupa televisi, radio dan lain-lain. Topik yang dijadikan/diangkat adalah: (1) inovasi pendidikan; (2) Prestasi yang diraih Sekolah; (3) Aktivitas pembelajaran yang ada di Sekolah; (4) Bentuk simpati dan empati Sekolah terhadap suatu permasalahan yang sedang terjadi.
Suryosubroto.B. 2004. “Managemen Pendidikan Di Sekoolah (Edisi Revisi)”.Jakarta: Rineka Cipta.
M.A, Muhaimin (et al). 2009. “Managemen Pendidikan” Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Prihantono.Yogo. 2011. “Komunikasi Pembelajaran”. Online : (http://yogoz.wordpress.com/2011/02/12/komunikasi-pembelajaran/#more-117)
Windhayuliana. 2012. “Penerapan Manajemen Humas Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat”. Online : (http://manajpendidikan.wordpress.com/2012/06/06/penerapan-manajemen-humas-dalam-meningkatkan-partisipasi-masyarakat/)
__________
Oleh:
Rahajeng Singgih Mahardika
http://www.pikiran-rakyat.com/ |
Sesungguhnya komunikasi pendidikan memiliki posisi penting baik dalam konteks kajian di ranah keilmuan komunikasi dan keilmuan pendidikan maupun sebagai skill praktis yang dapat menunjang proses pendidikan itu sendiri. Paling tidak ada dua pertimbangan dasar yang penting kita perhatikan untuk menjawab mengapa komunikasi pendidikan menjadi keharusan.
Dunia pendidikan sangat membutuhkan sebuah pemahaman yang holistik, komprehensif, mendasar dan sistematis tentang pemanfaatan komunikasi dalam implementasi kegiatan belajar-mengajar. Tanpa mengetahui komunikasi yang baik, maka pendidikan akan kehilangan cara dan orientasi dalam membangun kualitas out put yang diharapkan. Dalam konteks ini, komunikasi pendidikan bisa kita sejajarkan pentingnya dengan metodologi pengajaran, manajemen pendidikan dan lain-lain.
Kita bisa bayangkan hampir 80 persen aktivitas guru maupun dosen di ruang kelas adalah kegiatan komunikasi baik verbal maupun non verbal. Oleh karenanya, hasil buruk penerimaan materi oleh para siswa, belum tentu karena guru atau dosennya bodoh, bisa jadi justru karena metode komunikasi mereka yang sangat buruk di depan para siswa.
Komunikasi pendidikan akan menunjukkan arah dari proses konstruksi sosial atas realitas pendidikan. Sebagaimana dikatakan teoritisi sosiologi pengetahuan Peter L Berger dan Thomas Luckman dalam social construction of reality, yang mamahami bahwa realitas itu dikonstruksi oleh makna-makna yang dipertukarkan dalam tindakan dan interaksi individu-individu.
PENGERTIAN TEHNIK KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkomunikasi, karena sebagai makhluk sosial manusia memiliki kebutuhan untuk saling berhubungan satu sama lainnya, dan ini dilakukan melalui komunikasi. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.Komunikasi di maksudkan untuk menyampaikan pesan, pengetahuan, perasaan, dan pengalaman kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung, dan komunikasi dapat dikatakan efektif bila ada kesamaan makna dan bahasa yang dipakai oleh komunikator kepada komunikan sehingga apa yang di inginkan oleh komunikator dapat di mengerti oleh komunikan, serta memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia, seperti yang di kemukakan oleh Waltzlawick, Beavin, dan Jackson “You cannot not communicate” yang artinya ”anda tidak dapat tidak berkomunikasi” (Mulyana 2000:54)
Sedangkan makna komunikasi pendidikan secara sederhana adalah komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Disini komunikasi tidak lagi bebas tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan guru”. Di dalam komunikasi tersebut terdapat pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari komunikator (pendidik, dosen, guru) kepada komunikan (subyek didik, mahasiswa, siswa) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka komunikasi pendidikan adalah suatu tindakan yang memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pemahaman dan praktik interaksi serta tindakan seluruh individu yang terlibat dalam dunia pendidikan.
FUNGSI KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Dalam suatu dunia pendidikan komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Efendi bahwa fungsi komunikasi adalah :- Fungsi Informatif
- Fungsi Edukatif
- Fungsi Persuasif
- Fungsi Rekreatif
UNSUR – UNSUR DALAM KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Oteng sutrisna mengemukakn bahwa dalam proses komunikasi tentunya memerlukan unsur – unsur komunikasi yaitu :
- Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau informasi untuk diberikan. Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.
- Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai yang umumnya bisa dinyatakan dalam kata –kata pembuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
- Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang – orang kepada siapa berita itu ditujukan.
- Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
- Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon di pihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untu mengetahui apakah berita itu telah diterima dan diinterpretasikan dengan benar atau tidak.
- Komunikator (Source, Sender)
- Pesan (Message)
- Media (Chanel)
- Komunikan (Receiver)
- Efek (Effect, Influence)
- Pengirim pesan (komunikator)
Pesan merupakan keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Dalam pendidikan biasanya berupa materi pelajaran. Komunikator adalah orang yang menyampaikan lambang-lambang bermakna atau pesan yang mengandung ide, informasi, opini, kepercayaan dan perasaan kepada orang lain (Effendy, 1986:66). Fungsi komunikator adalah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan mnjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, atau perilakunya
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima oleh komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan. Pada umumnya komunikator dianggap sebagai ahli, apakah keahliannya itu bersifat umum seperti yang timbul dari pendidikan yang lebih baik atau status sosial atau jabatan profesi yang lebih tinggi.
- Penerima pesan (komunikan)
- Pesan
Pesan itu diusahakan dengan memakai bahasa, simbol atau lambang yang sudah dipahami oleh komunikan maupun komunikator itu sendiri, sehingga salah pengertian (miscommunication) dapat dihindari. Selain soal bahasa yang dipergunakan, pesan itu seharusnya “membangkitkan kebutuhan atau keuntungan pihak komunikan”. Karena itu komunikator harus mampu melihat kebutuhan sesamanya di samping kebutuhannya sendiri.
HUMAS DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah memberikan pengaruh yang positif bagi kemajuan sekolah, kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-anak di sekolah. Oleh karena itu, untuk lebih memaksimalkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, diperlukan adanya hubungan antara sekolah dengan masyarakat yang baik.Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 pasal 54 menjelaskan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Sejalan dengan konsep undang-undang, pemerintah menyerukan dan menekankan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Karena itu sekolah harus mengerti dan melaksanakan serta berupaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama menanggung pendidikan guna memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan.
Dengan ini diharapkan masyarakat akan semakin antusias dan berkompetisi untuk meningkatkan mutu pendidikan ketingkat yang lebih tinggi.
Lingkungan pendidikan merupakan sebuah sistem, jadi saling berkaitan antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat luas. Sekolah sebagai sistem terbuka yang selalu mengadakan hubungan (kerja sama) yang baik dengan masyarakat, secara bersama-sama membangun pendidikan. Hal ini sangat mungkin, sebab dalam era globalisasi dengan perkembangan teknologi modern yang sangat pesat seperti sekarang ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan menjadi modal utama dalam membangun dan memajukan bangsa termasuk masyarakat itu sendiri.
Kegiatan humas didalam suatu lembaga pendidikan tidak hanya meliputi hubungan sekolah dengan orang tua siswa saja, akan tetapi menjalin hubungan dengan masyarakat luas, seperti menjalin relasi dengan masyarakat sekitarnya, sekolah lain, serta instansi pemerintah. Karena dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan membutuhkan jalinan komunikasi secara menyeluruh dengan semua lapisan masyarakat, supaya keberadaan sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat diterima ditengah-tengah masyarakat dan pelaksanaan kegiatannya berjalan dengan efektif dan efisien.
Mulyasa (2005:50) mengungkapkan bahwa, “Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.” Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat dan sekolah mempunyai keterkaitan dan saling berperan satu sama lain. Apalagi sekarang ini, pemerintah telah mensosialisasikan adanya kebijakan desentralisasi pendidikan dimana sekolah mempunyai hak untuk mengatur sekolahnya sendiri agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara maksimal. Oleh sebab itu, sebaiknya sekolah dalam mengatur kegiatan humasnya berusaha menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga lain di luar sekolah dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Fungsi humas di Sekolah hendaknya dijalankan dengan baik, agar program kerja manajemen humas bisa terlaksana dengan baik. Beberapa kegiatan sekolah yang melibatkan masyarakat sekitar dan atau wali murid, dan adanya program sekolah yang berhubungan dengan ke Humasan sehingga ada partisipasi wali murid dalam usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme wali murid yang berperan aktif dalam proses pemajuan sekolah. Selain itu dengan adanya fungsi humas menyebabkan keeksistensian sekolah tersebut diketahui oleh lingkungan masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Dalam kegiatan humas tersebut melakukan fungsinya melalui media berupa televisi, radio dan lain-lain. Topik yang dijadikan/diangkat adalah: (1) inovasi pendidikan; (2) Prestasi yang diraih Sekolah; (3) Aktivitas pembelajaran yang ada di Sekolah; (4) Bentuk simpati dan empati Sekolah terhadap suatu permasalahan yang sedang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Suryosubroto.B. 2004. “Managemen Pendidikan Di Sekoolah (Edisi Revisi)”.Jakarta: Rineka Cipta.
M.A, Muhaimin (et al). 2009. “Managemen Pendidikan” Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Prihantono.Yogo. 2011. “Komunikasi Pembelajaran”. Online : (http://yogoz.wordpress.com/2011/02/12/komunikasi-pembelajaran/#more-117)
Windhayuliana. 2012. “Penerapan Manajemen Humas Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat”. Online : (http://manajpendidikan.wordpress.com/2012/06/06/penerapan-manajemen-humas-dalam-meningkatkan-partisipasi-masyarakat/)
__________
Oleh:
Rahajeng Singgih Mahardika
Posting Komentar untuk "Teknik Komunikasi dalam Pendidikan"